Warisan Boh Giri: Kisah Kehangatan dan Kebijaksanaan Negeri Peusangan

Warisan Boh Giri: Kisah Kehangatan dan Kebijaksanaan Negeri Peusangan
Boh Giri (jeruk Bali) jadi seperti memastikan setiap rumah di Negeri Peusangan selalu memiliki hasil bumi yang segar untuk disajikan kepada tamu. Foto: Komparatif.ID.

“Tanamlah pohon boh giri,” ujar Ampon Chik kepada warga. “Ia akan menjadi saksi pertumbuhan negeri kita, menjadi simbol ketahanan dan kesejahteraan yang bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.”

***

Di tengah lembah hijau nan subur, Negeri Peusangan tumbuh menjadi tanah yang makmur, tempat pohon-pohon berdiri rindang dan sungai mengalir jernih. Negeri ini bukan hanya diberkahi kekayaan alam, tetapi juga dikenal akan kebaikan dan keramahan penduduknya. Di balik kemakmuran ini, ada sosok pemimpin yang bijak dan penuh kasih, Ampon Chik Peusangan.

Ampon Chik adalah pemimpin yang tidak hanya berpikir untuk masa sekarang, tetapi juga memiliki pandangan jauh ke depan.

Suatu hari, saat ia duduk di bawah pohon besar, pikirannya mengembara pada pertanyaan tentang bagaimana caranya memastikan kesejahteraan dan kebahagiaan bagi rakyatnya, kini dan nanti.

Lalu, sebuah gagasan muncul. Ampon Chik memutuskan bahwa setiap keluarga di Peusangan yang memiliki sepetak lahan harus menanam pohon buah. Di antara buah-buahan yang ditanam, satu jenis yang sangat ditekankannya adalah boh giri—jeruk Bali yang besar, harum, dan manis rasanya.

Ampon Chik memilih boh giri bukan hanya karena kemampuannya tumbuh subur di tanah Peusangan, tetapi juga karena ia melihat buah ini sebagai simbol kemakmuran dan keberuntungan.

“Tanamlah pohon boh giri,” ujar Ampon Chik kepada warga. “Ia akan menjadi saksi pertumbuhan negeri kita, menjadi simbol ketahanan dan kesejahteraan yang bisa diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.”

Baca juga: Lueng Daneun & Petikan Gitar Membelah Malam

Menanam pohon buah bagi Ampon Chik bukan sekadar soal bertani. Baginya, pohon-pohon itu adalah wujud ikatan batin antara masyarakat Peusangan dan tanah tempat mereka berpijak.

Dengan menanam buah-buahan, mereka tidak hanya menumbuhkan kehidupan di tanah mereka, tetapi juga menumbuhkan rasa syukur dan berkah yang akan terus mengalir. Pohon boh giri yang kokoh berdiri adalah perlambang ketahanan dan rasa cinta kepada negeri sendiri.

Namun, kebijakan ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Ampon Chik memiliki alasan lain, yaitu untuk menjaga dan memperkuat nilai pemulia jame—tradisi memuliakan tamu yang sangat dihormati di Peusangan.

Dalam budaya Aceh, tamu adalah berkah, dan menyambut mereka dengan kebaikan adalah bentuk penghormatan yang luhur. Kehadiran pohon buah seperti boh giri memastikan bahwa setiap rumah selalu memiliki hasil bumi yang segar untuk disajikan kepada tamu.

Boh giri, dengan ukurannya yang besar dan rasanya yang manis, membawa makna mendalam dalam tradisi ini. Ukuran buah yang besar melambangkan kemurahan hati, sementara rasa manisnya adalah cerminan niat baik dan kehangatan dalam menyambut tamu. Setiap kali ada tamu datang, warga Peusangan akan menyajikan boh giri dengan penuh ketulusan, memberi pesan bahwa tamu tersebut diterima dengan sepenuh hati.

Seiring waktu, Peusangan berubah menjadi negeri yang asri dan penuh pohon buah. Kebun-kebun di sekitar rumah dipenuhi boh giri yang ranum, menjadi pemandangan yang menyejukkan.

Dari jauh, aroma manisnya menyebar, dan siapa pun yang datang tahu bahwa mereka sedang memasuki tanah yang dihormati oleh para warganya dan dipenuhi dengan kebaikan.

Kebijakan Ampon Chik menjadikan boh giri lebih dari sekadar buah. Ia menjadi warisan yang terus menghidupkan semangat kebersamaan dan kemurahan hati, membuat Peusangan dikenal sebagai negeri yang ramah dan penuh kasih kepada siapa pun yang datang.

Boh giri tumbuh bersama nilai-nilai luhur yang diwariskan, dan dengan setiap tamu yang disambut, kisah kehangatan Negeri Peusangan terus hidup dan berkembang.
Artikel SebelumnyaIni Pemenang Lomba Menulis Pemikiran Tu Sop & Surat untuk Om Bus-Syech Fadhil
Artikel SelanjutnyaPidie Siapkan RPJMD Pembangunan Berkelanjutan
Muhammad Amin
Penikmat suasana alam. Mencintai harmoni, komitmen merawat toleransi antar budaya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here