Komparatif.ID, Banda Aceh– Pj Gubernur Aceh, Safrizal ZA, menyampaikan permintaan maaf atas perlakuan kurang mengenakkan yang dialami oleh sejumlah wartawan saat meliput pelaksanaan cabor sepak bola Pekan Olahraga Nasional (PON) XXI antara Aceh vs Banten di Stadion Dimurthala, Banda Aceh, Rabu (4/9/2024) malam.
Insiden tersebut terjadi ketika salah satu panitia cabang olahraga sepak bola menyampaikan pernyataan yang tidak pantas kepada wartawan, bahkan menyarankan agar mereka tidak ikut meliput jika merasa terganggu.
Safrizal menegaskan hal tersebut tidak dapat diterima, terutama mengingat peran penting media dalam perhelatan olahraga seperti PON. Keberadaan pers telah menjadi bagian dari sejarah panjang PON sejak pertama kali digelar pada tahun 1948 hingga saat ini. Karena itu, ia sebagai Ketua PB PON meminta maaf dan berjanji untuk memperbaiki situasi.
Lebih lanjut, Pj Gubernur juga menjelaskan dirinya akan segera mengumpulkan kembali para petugas dan panitia untuk mengevaluasi kejadian ini.
“Saya selaku Ketua PB PON meminta maaf atas kejadian di stadion Dimurthala, saya bertanggung jawab atas perlakuan yang kurang mengenakkan dan saya berjanji akan memperbaiki dan akan mengumpulkan kembali para petugas,” ujarnya di Pendopo Gubernur, Kamis (5/9/2024).
Ia mengakui kapasitas Stadion Dimurthala saat ini memang tidak cukup memadai, terutama saat pertandingan besar seperti ketika tim Aceh bertanding. Ia berjanji akan memperbaiki penempatan wartawan, dengan memastikan bahwa untuk pertandingan-pertandingan selanjutnya, media akan memiliki tribun tersendiri.
Baca juga: Temui Awak Media, Safrizal: Saya Fokus Sukseskan PON Aceh
Selain soal kapasitas stadion, Safrizal juga menyoroti pentingnya menjaga kualitas fasilitas, terutama setelah PON usai. Ia berharap venue-venue olahraga yang telah dibangun sesuai standar internasional tidak hanya digunakan untuk PON, tetapi juga dapat menjadi tuan rumah bagi berbagai event internasional ke depannya.
Menyinggung soal fasilitas internet dan pusat media, Safrizal menyampaikan Stadion Harapan Bangsa akan dilengkapi dengan kapasitas internet yang ditingkatkan. Dengan prediksi kehadiran 14 ribu penonton, ia khawatir akan ada rebutan sinyal, sehingga diperlukan penambahan kapasitas.
Untuk lokasi-lokasi pertandingan yang lebih jauh dan sulit dijangkau sinyal internet seperti di sekitar Waduk Keuliling, ia juga akan meminta Telkom untuk memasang Base Transceiver Station (BTS) tambahan. Jika BTS tidak memadai, Safrizal tidak ragu untuk mempertimbangkan membeli layanan Starlink.
“Dan untuk yang jauh-jauh yang payah internetnya misalkan venue Waduk Keuliling, saya akan minta pada telkom untuk pasang lagi BTS supaya kapasitasnya cukup, kalau tidak bisa juga terpaksa kita akan beli Starlink,” lanjutnya.
Selain itu, ia memastikan Media Center untuk PON akan berlokasi di Hotel Hermes, dengan dukungan fasilitas listrik yang terjamin. Ia bahkan menekankan tidak boleh ada pemadaman listrik, bahkan kedipan sekalipun. Hal ini telah dikonfirmasikan dengan pihak PLN bersama Sekda Azwardi untuk memastikan kelancaran selama PON berlangsung.
“Untuk Media Centernya ada di hermes, dan untuk listrik, saya minta jangankan mati, kedip pun jangan, dan saya sudah cek ke PLN dengan pak Sekda Azwardi,” imbuhnya.
Mengenai tema pembukaan PON yang mengangkat sosok Laksamana Malahayati, Safrizal menjelaskan semangat perjuangan Malahayati menjadi inspirasi utama. Semangat menyala-nyala yang ditunjukkan oleh pahlawan perempuan Aceh tersebut dianggap relevan dengan semangat PON.