Komparatif.ID, Jakarta— Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pemanggilan Ketua Umum (Ketum) Partai NasDem Surya Paloh ke Istana pada Minggu (18/2/2024) malam, merupakan pertemuan politik biasa, dan diyakini membawa manfaat bagi politik Indonesia pascapemilu.
“Pertemuan politik biasa. Bicara masalah politik juga biasa,” ujar Jokowi saat memberikan keterangan pers usai meresmikan 26 rumah sakit milik TNI, di Rumah Sakit Pusat Pertahanan Negara (RSPPN) Panglima Besar Soedirman, Jakarta Selatan, Senin (19/2/2024).
Meskipun enggan memberikan detail terkait pertemuan tersebut, Jokowi menegaskan bahwa pertemuan tersebut akan memberikan kontribusi yang signifikan bagi politik nasional.
“Yang paling penting adalah bahwa ada pertemuan, dan itu akan sangat bermanfaat bagi politik kita, bagi negara kita. Itulah yang paling penting,” tambah Jokowi.
Jokowi menekankan kehadiran Surya Paloh sangat penting dalam konteks membangun politik yang lebih baik bagi Indonesia. Menurutnya, sebagai pemimpin, menjadi perantara antar partai adalah salah satu tugasnya.
Baca juga: Jokowi: Pengganti Mahfud MD Dari Non-Parpol
“Ini baru langkah awal, nanti jika sudah ada kesepakatan final, kami akan menginformasikan. yang terpenting adalah kepentingan partai. Saya ingin menjadi penghubung bagi semua pihak, karena urusan politik adalah urusan partai,” jelas Jokowi.
Sebelumnya, Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana, mengatakan bahwa pertemuan tersebut diinisiasi oleh Surya Paloh. Namun, Sekretaris Jenderal Partai NasDem, Hermawi Taslim, menyanggah pernyataan tersebut dan menyebut kehadiran Surya Paloh adalah untuk memenuhi undangan makan malam yang diselenggarakan oleh Jokowi.
“Pada Minggu malam, Presiden Jokowi mengadakan pertemuan dengan Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh, di Istana Kepresidenan Jakarta. Pertemuan ini berlangsung tertutup. Hal ini juga untuk memperjelas bahwa Surya Paloh tidaklah meminta pertemuan dengan Presiden Jokowi,” tegas Hermawi.
Pertemuan antara Jokowi dan Surya Paloh ini menimbulkan spekulasi di kalangan masyarakat dan politisi terkait dengan arah politik dan potensi kerjasama di masa depan.
Meskipun kedua belah pihak belum memberikan detail terkait hasil dari pertemuan tersebut, namun hal ini tetap menjadi perhatian publik mengingat posisi strategis yang dipegang oleh kedua tokoh tersebut dalam lanskap politik Indonesia.