Komparatif.ID, Banda Aceh– Baik Bustami Hamzah maupun Tu Sop, maju karena diembankan tugas mewujudkan harapan baru di negeri yang carut-marut. Rakyat butuh perubahan, dan mereka merindukannya.
Kamis (29/8/2024) ribuan massa pendukung mengantar Bustami Hamzah dan Teungku H. Muhammad Yusuf A. Wahab, mendaftar ke Komisi Independen Pemilihan (KIP) Aceh, yang berkantor di Gedung Arsip Aceh, Jalan Teuku Nyak Arief, Banda Aceh.
Baca: Energi Baru [dari] Bustami
Massa yang terdiri dari relawan dan kader Partai NasDem, PAN, Golkar, PAS, Gathat, PDA, dan Gelora, menyatu dalam satu gelombang harapan. Mereka mengantarkan Bustami Hamzah dan Tu Sop, yang memiliki rekam jejak unggul di bidang masing-masing.
Qamaruzzaman yang ikut hadir mengatakan tidak kurang lima ribuan massa pendukung hadir mengantarkan Bustami Hamzah-Tu Sop mendaftar ke KIP Aceh.
Di tingkat provinsi, ini merupakan sejarah baru. Birokrat berprestasi berpasangan dengan ulama yang sehari-hari hidup bersama rakyat kecil. Ya, Bustami merupakan birokrat jempolan di Aceh. Sedangkan Tu Sop seorang ulama yang dekat dengan rakyat kecil.
Dalam pidatonya di KIP Aceh Bustami mengatakan dirinya maju bersama Tu Sop untuk menyambut aspirasi rakyat, membawa harapan baru yang telah lama dinanti-nantikan oleh rakyat.
Harapan baru tersebut berupa wujudnya kemakmuran rakyat, keadilan hukum, dan Aceh yang dapat bersaing secara kompetitif dengan orang luar.
Baca: Tu Sop Ajak Teungku Bawa Nilai Tasawuf Dalam Politik
Bustami mengaku memilih maju tidak hadir ujug-ujug. Tapi setelah merenung secara mendalam. Berkontemplasi, melihat perjalanan hidupnya. Ia dengan apa yang telah dimiliki, berdasar keikhlasan, ingin berkontribusi lebih untuk Aceh.
“Langkah ini kami lakukan dilandasi semangat dan keyakinan kuat untuk membawa Aceh ke arah lebih baik. Baik dari sisi ekonomi, budaya, tata kelola pemerintah, maupun politik,” kata Bustami Hamzah.
Pada kesempatan itu Bustami dan Tu Sop juga mengatakan akan mengikuti Pilkada Aceh dengan semangat untuk meraih kemenangan dengan cara-cara terhormat. Mereka siap mengikuti seluruh aturan kepemiluan yang diatur oleh KIP dan Panwaslih Aceh.
“Hendaknya pemilu 2024 di Aceh mampu melahirkan pemimpin terbaik untuk Aceh, yang mampu membawa Aceh makmur, dan adil di masa depan,” sebut Bustami.
Teungku Muhammad Yusuf A. Wahab dalam pidato setelah Bustami menyampaikan bahwa keduanya hadir bukan mengharapkan jabatan. Tetapi hadir karena diharapkan hadir memperbaiki keadaan.
Sebagai ulama rakyat,Tu Sop selalu bersama rakyat kecil hingga ke pedalaman. Mereka yang lahir dan hidup di Aceh menginginkan perubahan. Mereka mendambakan perubahan baru, ada perbaikan di dalam negeri yang carut-marut ini.
“Siapapun yang lahir di sini [Aceh] menjadi bahagia; menjadi beruntung. Siapapun yang lahir di negeri Aceh ini, jangan sampai mempertanyakan mengapa dia lahir di negeri ini yang carut-marut,” kata Tu Sop.
Ia melanjutkan, Bustami dan dirinya mengajak semua rakyat untuk mencari solusi untuk membangun negeri ini. Mereka datang untuk mewujudkan harapan baru, bukan untuk menikmati jabatan dan fasilitas.
Pidato keduanya mendapatkan tepuk tangan hadirin. Para pendukungnya percaya bahwa kedua sosok yang mereka dukung, punya ketulusan dan keikhlasan yang sama. Bustami dan Tu Sop dipercaya mampu membawa harapan baru untuk seluruh Aceh.
Harapan baru itu adalah Aceh yang makmur, setara, adil, dan bahagia.
Abdullah (50) yang ikut hadir, memberikan standing applause untuk pidato keduanya. Dua sosok yang ia dukung memiliki energi besar untuk mewujudkan harapan baru rakyat Aceh.
Abdullah juga tersenyum, kala menyadari bila Bustami-Tu Sop ternyata jauh-jauh hari “telah dekat”. Tanpa disadari, Tu Sop menyewa rumah tidak jauh dari kediaman pribadi Bustami di Gampong Pineung.
“Setahun lalu Tu Sop menyewa rumah di Gampong Pineung. Ternyata tidak jauh, bisa jalan kaki ke rumah Pak Bus. Mungkin ini pertanda bahwa keduanya memang harus bertemu, kemudian bergandengan tangan membangun Aceh.” Sebut Abdullah. (*)