Komparatif.ID,Banda Aceh—Teungku H. Muhammad Yusuf A. Wahab alias Tu Sop, tidak akan ambil bagian sebagai salah satu calon kontestan pada Pilkada Aceh 2024. Tidak ada alasan khusus yang diberikan. Hanya saja, sang ulama menarik diri karena kondisi tidak memungkinkan.
Dalam sebuah wawancara dengan orang dekat Tu Sop, Senin (5/8/2024) disebutkan Tu Sop sedari awal tidak begitu serius menatap kontestasi Pilkada Aceh 2024. Dia lebih banyak wait and see. Bahkan tidak sekalipun dirinya melakukan lobby politik kepada partai politik supaya mengusung dirinya.
Sejak gagal pada Pilkada Bireuen 2017, Tu Sop digadang-gadang akan bertarung di level provinsi. Banyak pihak yang mendorong ulama pemimpin Pondok Pesantren Babussalam Al-Aziziyah Jeunib untuk ambil bagian.
Baca: Aswaja Jaga Keseimbangan Demokrasi Indonesia
Pada tahun 2020, dukungan kepada Tu Sop bukan saja datang dari akar rumput dan kelompok-kelompok sipil yang rindu pada perubahan. Tapi juga dari sejumlah ulama, termasuk yang pernah menolak dirinya pada Pilkada Bireuen 2017.
Dukungan yang sama juga datang dari kalangan akademisi. Meski pilkada ditunda dari 2022 ke 2024, dukungan untuk ulama asal Jeunib tersebut tidak mengendur.
Bahkan beberapa waktu lalu, namanya disebut-sebut sebagai kandidat kuat pendamping Ketua Umum Partai Aceh Muzakkir Manaf.
Saat itu orang di lingkar Tu Sop membenarkan bahwa ada beberapa kalangan yang mencoba menjadikan Mualem dan Tu Sop satu paket. Bahkan sumber-sumber Komparatif.ID di internal Partai Aceh, menyebutkan bila Mualem menginginkan ulama tersebut sebagai pendampingnya.
“Bukan sekali, tapi berkali-kali Mualem menyampaikan kehendak politiknya, bila memungkinkan dia dipasangkan dengan Ayah Sop,” sebut sumber Komparatif.ID.
Akan tetapi beberapa hari lalu, Tu dinyatakan tidak lolos tahapan administrasi pada seleksi calon wakil gubernur yang digelar Partai Aceh. Ketidaklolosan Teungku Muhammad Yusuf bukan karena apa-apa, sejatinya dia tidak pernah mendaftarkan diri. Namanya masuk dalam bursa penjaringan, karena ada beberapa mantan pekerja LSM yang mendaftarkan nama Tu ke Partai Aceh.
Orang dekat Tu Sop menjelaskan, jauh-jauh hari sang ulama tidak mau gegabah. Meski tetap memperhatikan perkembangan politik, kerja utama putra allahyarham Teungku Abdul Wahab Jeunib tersebut yaitu dunia dakwah dan mengelola dayah.
“Ayah cendekia yang telah banyak makan asam garam dunia politik. Meski bukan praktisi politik, tapi beliau sangat memahami dunia politik. Kali ini beliau urung berpartisipasi lebih jauh, karena kondisi tidak memungkinkan,” sebut sumber itu.
Tapi, beberapa orang lainnya yang juga dekat dengan Ayah Sop, mengatakan politik dinamis, tidak statis, dan tidak kaku. Selalu ada titik balik yang tidak pernah dapat diduga. Lalu, benarkah Tu akan benar-benar urung ambil bagian? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Org dekat, lingkaran tu Sop… tah yg mana orangnya, jadilah profesional dgn berita dari sumber langsung, kecuali orang dekat tsb jelas nama dan kedudukan atau ybs ada jubir resmi, biar kami konfirmasi balik dan mempertanggingjawab statemennya…