Keren, Perempuan Indonesia Kehilangan Perawan Pada Usia 23 Tahun

perempuan indonesia kehilangan perawan
Ilustrasi disitat dari Ella Skin Care.

Komparatif.ID—Pada usia berapa perempuan Indonesia kehilangan perawan? Umumnya pada usia 23 tahun. Dari data yang dirilis worldpopulationreview.com, yang diakses Komparatif.ID, Rabu (7/5/2025) usia rata-rata perempuan Indonesia kehilangan perawan pada usia 23, 6 tahun.

Baca: Derita Janda di India; Tak Pantas Hidup dan Diusir dari Keluarga

Dalam konteks kehilangan perawan, perempuan Indonesia duduk di peringkat kedua dari lima negara yang perempuannya paling lama perawan di dunia.

Dalam daftar  Countries with the Highest Average Age to Lose Virginity, perempuan Malaysia merupakan wanita di dunia yang paling lama bertahan hingga akhirnya kehilangan perawan. Usia mereka rata-rata 23,7 tahun.

Perempuan Indonesia di peringkat kedua, 23,6 tahun, India 22,5 tahun, Korea Selatan  22,1 tahun, dan perempuan Singapura 22.0 tahun.

Adapun perempuan yang paling muda kehilangan perawan adalah mereka yang bermukim di negara-negara Scandinavia seperti Denmark, Swedia, Norwegia, dan Finlandia. Di sana, perempuan melepas segel pada usia 16 tahun.

Perempuan di Eropa dan Amerika secara umum juga demikian. Pada usia 17 tahun, mereka sudah melepas virginitas.

Orang yang tinggal di Tiongkok cenderung menunggu hingga berusia 22 tahun untuk kehilangan keperawanan. Ini berarti bahwa beberapa orang mungkin lulus kuliah tanpa pernah berhubungan seks.

Orang di Singapura dan India juga cenderung menunggu hingga usia 22 tahun untuk kehilangan keperawanan.

Orang di Malaysia sering menunggu hingga usia 23 tahun untuk kehilangan keperawanan. Perlu diingat bahwa ini adalah angka rata-rata.

Oleh karena itu, ada banyak orang yang tinggal di semua negara ini yang kehilangan keperawanan di usia muda, sementara ada beberapa orang yang mungkin menunggu hingga mereka lebih tua untuk kehilangan keperawanan.

Artikel SebelumnyaSarjani Tinjau Kerusakan Sungai Pascabanjir Bandang di Keumala
Artikel SelanjutnyaMenumbuhkan Pembelajaran Hidup dari Lahan yang Terabaikan
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here