Menyelami Makna Berpisah Melalui Four Friends and I am One of Them

Four Friends and I am One of Them
Riza Nasser memandu peluncuran buku perdana yang ditulis putrinya; Dinda Rizkya, Sabtu, 23 November 2024, di Eco Park, Tebet, Jakarta Selatan. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, JakartaTerinspirasi dari hubungan long distance dengan sang ayah tercinta, Dinda menulis sebuah buku cerita berjudul Four Friends and I am One of Them. Buku tersebut dilepaskan ke publik pada Sabtu, 23 November 2024, di Tebet, Eco Park, Jakarta Selatan.

Dua kata yang paling tidak disukai oleh Dinda Rizkya (6), yaitu selamat tinggal, dan sampai jumpa lagi. Dua kata yang membuat ia harus jauh dari orang-orang yang sangat ia cintai dan sayangi.

Baca: Panglima GAM Rilis Buku Lelaki yang Lahir Salah Musim

Sejak masih berwujud bayi merah, Dinda telah jauh dengan sang ayah tercinta;Riza Nasser, jurnalis Indonesia yang bekerja di Jakarta. Mau tak mau Dinda hanya bersama sang bunda;Nadia Mohsin, menetap di Kuala Lumpur.

Sang bunda tak bisa ikut karena bekerja pada sebuah media massa di Malaysia.

Ya, Dinda memiliki orang tua beda negara, Indonesia dan Malaysia. Satu kesamaan mereka, pria Aceh dan perempuan Melayu tersebut bekerja sebagai wartawan.

Semasih menetap di Malaysia bersama sang bunda, Dinda hanya dijenguk tiga bulan sekali oleh sang “Ksatria Baja Hitam RX”. Belum pun rindu Dinda usai, sang ayah telah kembali ke Jakarta. Hubungan long distance tersebut menjadikan Dinda teramat belia merasakan rindu tak bertepi.

Saat pandemic Covid-19 melanda dunia, Dinda malah tidak bertemu sang ayah hampir tiga tahun lamanya. Bila rindu, mereka hanya bertemu dalam ruang virtual.

Dua tahun lalu, dia dan Bundanya memilih menetap di Jakarta. Lagi-lagi Dinda harus menerima kata selamat tinggal dan sampai jumpa lagi. Kata-kata itu dia terima dari sahabat dan teman-temannya, terutama keluarga besar ibunya yang telah mendampingi dan membimbingnya semenjak balita.

Berpindah ke Jakarta untuk bersekolah di taman kanak-kanak, Dinda menjalani hari-hari dengan penuh tantangan, termasuk berbahasa Indonesia. Selama ini kata-kata dan kalimat dalam bahasa Inggris lebih mudah dicernanya. Meski begitu, dia disukai dan memiliki banyak teman di sekolah.

Semenjak Dinda bisa membaca dan menulis, Bundanya mewajibkannya membaca satu atau dua halaman buku sebelum tidur. Kebiasaan ini, ditambah cerita Bundanya tentang keinginan menulis buku, mendorong Dinda ingin menjadi seorang penulis buku.

“Aku juga ingin menulis buku sendiri!” kata Dinda membulatkan tekad, pada suatu malam.

Pada Juli lalu, Dinda mulai menulis kisahnya. Dalam waktu sebulan, gadis kecil berdarah Aceh-Melayu ini menyelesaikan 12 cerita, yang menjadi dasar buku perdananya yang diberi judul Four Friends and I am One of Them ini.

Buku Four Friends and I am One of Them mengisahkan persahabatan Dinda dengan tiga anak laki-laki di sekolah barunya di Jakarta. Namun, di balik cerita seru persahabatan mereka, ada emosi mendalam yang terukir, terutama tentang perpisahan.

“Lewat buku ini, Dinda belajar bahwa perjalanan hidup tidak selalu manis. Pertemuan dan perpisahan adalah bagian dari kehidupan, dan harus membuat kita lebih kuat,” kata Riza Nasser.

“Sebagai anak yang berusia 6 tahun, Dinda sudah bisa menumpahkan fikiran, emosi kesedihan dan kebahagiaannya dalam buku ini. Buku ini layak dikembangkan untuk menjadi sebuah film menurut saya,” kata Agus Japar Sodik, penulis cerita anak dan pendongeng nasional, yang ikut menjadi pengisi acara peluncuran buku ini.

Dalam penyusunan dan penerbitan buku yang ditulis dalam bahasa Inggris ini, Dinda mendapatkan dukungan penuh keluarga besar. Selain dibimbing dan diarahkan oleh bundanya, sang kakek, Mohsin Abdullah, seorang jurnalis veteran asal Malaysia, menjadi editor yang memeriksa alur cerita dan ejaan dalam buku ini.

Edi IP, seorang design grafis asal Aceh yang kini menetap di Kalimantan, membantu menyusun tata letak untuk penerbitan buku Four Friends and I am One of Them. Buku ini diproduksi dan diperjual belikan dalam jumlah terbatas, serta akan didistribusikan ke beberapa perpustakaan di Jakarta, Aceh, dan Kuala Lumpur.

Buku Four Friends and I am One of Them ini menjadi kado berharga bagi Dinda, yang akan berulang tahun ke tujuh, di ujung November tahun ini. Semangat keluarga inilah yang membuat Dinda percaya bahwa setiap tantangan bisa dihadapi.

Artikel SebelumnyaKunjungi Inggris, Prabowo Amankan Komitmen Investasi 8,5 Miliar Dolar AS
Artikel SelanjutnyaGagal Karena Ricuh, KIP Aceh Tolak Gelar Debat Ulang Terakhir
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here