Menikmati Indahnya Jogja dari  Obelix Hills

Obelix Hills
Dari atas punggung bukit purba Obelix Hills, kita bisa melihat pemandangan alam Yogyakarta dengan sangat bahagia. Foto: Dok: Feri.

Obelix Hills merupakan objek wisata yang menyajikan keindahan alam tiada tara di tenggara Prambanan. Di atas gunung batu purba itu, kita menyaksikan betapa moleknya alam Indonesia. 

Mengapresiasi pemandangan alam yang indah kerap kali kita luapkan melalui kata-kata. Rangkaian kata-kata takjub tersebut lalu dijadikan captions media sosial sembari mengunggah foto-foto atau video pemandangan alam.

Melihat pemandangan yang indah tak hanya sekadar mencuci mata. Otak pun akan terasa bebas dari beban pikiran yang selalu menghantui.

Beragam cara dilakukan orang untuk melihat pemandangan yang indah sambil melepas penat dan memungut keringat di alam.

Baca: Ayat Tujoeh, Kesempurnaan Alunan Rythim Imanensi

Sebagian orang termasuk saya mungkin akan lebih memilih melepas penat  dan memungut keringat di tempat yang lebih tinggi.

Setelah berdiskusi dengan istri dan anak, dan direkomendasi teman anak saya, ada awal Juli 2024, kami memutuskan untuk melihat keindahan alam Yogyakarta dari ketinggian di Obelix Hills.

Menurut teman anak saya, Obelix Hills berdiri di atas bukit batu purba. Letaknya di sebelah tenggara Candi Prambanan dan termasuk ke dalam Shiva Plateau. Shiva Plateau atau bisa disebut kompleks dataran tinggi siwa muncul berdasarkan dari banyaknya penemuan peninggalan budaya Hindu yang tersebar di kawasan tersebut.

Pada awalnya Obelix Hills adalah tempat yang dulunya bernama Bukit Klumprit dengan kondisi sederhana dan apa adanya yang terdiri dari pepohonan dan bebatuan purba raksasa.  Batu-batu ini mungkin usianya sudah lebih dari seribu tahun, memang ini batu purba.

Batu-batuan yang tadinya mungkin tidak tersentuh dan hanya sekadar tempat duduk-duduk, kini disulap menjadi tempat wisata kekinian yang nyaman dan safe untuk pengunjung tanpa merusak alam yang ada.

Nama Obelix sendiri tercetus dari lokasi wisata tersebut yang berada di atas susunan batu purba, di mana nama Obelix sendiri identik dengan zaman batu.

Untuk menuju ke Obelix Hills, dari pusat Kota Jogja kami mengarahkan kendaraan dengan melewati Jl. Jogya-Solo.

Setelah itu, belok kanan di pertigaan dekat Candi Prambanan melewati Jl. Piyungan Prambanan.

Setelah 3,5 km setelahnya, kami belok kiri mengikuti jalan menuju Candi Ijo dan Tebing Breksi.

Menuju ke Obelix Hills, kita harus sedikit berhati-hati saat mengendarai mobil. Pasalnya, jalanan menuju ke sana lebih banyak tanjakan. Maklum, namanya saja kita bepergian ke perbukitan.

Begitu sampai di tempat, ternyata benar apa kata teman anak saya. Sejauh mata saya memandang Obelix Hills menawarkan panorama alam yang menakjubkan, bagaikan lukisan alam yang terbentang luas di depan mata. Hamparan sawah hijau, perbukitan menawan, dan indahnya Kota Yogya dari ketinggian memanjakan mata.

Uniknya, di sini ada musalla dengan sebutan Musholla On The Rock. Musalla ini menyajikan sensasi beribadah dalam tenda di atas batu purba.

Selain dikelilingi pepohonan rindang dan udara yang sejuk,  pemandangan matahari terbenam menjadikan suasana lebih romantis. Kami juga bisa bersantai di gazebo-gazebo yang disediakan, piknik di taman, atau sekadar berjalan-jalan menikmati alam.

Fasilitas lain yang bisa kami nikmati disini di antaranya rock bar, tenda berwarna kuning biru yang terletak di tebing untuk tempat bersantai. Terdapat juga picnic on sky, dan dek kayu yang berada di ujung tebing. Fasilitas ini sangat cocok bagi pengunjung yang ingin piknik, romantic dinner, maupun sekadar berfoto.

Ada juga ayunan ekstrem the swings (ayunan setinggi 12 meter di pinggir tebing) yang di bawahnya terdapat jurang yang cukup dalam. Tapi tenang, ayunan tersebut menggunakan pengait yang kuat dan pengunjung wajib memakai helm serta alat keselamatan.

Ada eagle nest (tempat bersantai dari jaring di pinggir tebing, ada the edge at rock bar cantilever deck yang menjorok sejauh empat meter ke jurang, termasuk lantai kaca skywalk), Casa Mexicana (bangunan warna-warni seperti rumah-rumah di Meksiko, termasuk rock climbing.

Lokasi foto yang menjadi favorit anak saya adalah spot Casa Mexicana. Spot tersebut berkonsep mediterania Meksiko sehingga dia merasakan nuansa di Meksiko

Tak ketinggalan, untuk memacu adrenalinnya, anak saya mencoba the edge sky walk, yaitu berdiri di atas kaca yang di bawahnya terdapat jurang.

Wisata Obelix Hills Didukung Masyarakat

Menurut salah satu pekerja di sini, Obelix Hills melibatkan warga sekitar dalam pembangunan serta semua karyawan di sini juga merupakan warga sekitar.

Pembangunan tempat wisata ini didukung oleh berbagai pihak karena dapat meningkatkan perekonomian bagi warga sekitar.

Bahkan pihak pengelola bekerja sama dengan penduduk sekitar untuk memberikan kenyamanan bagi pengunjung. Keren ya.

Ternyata Yogyakarta tak hanya wisata budaya dan sejarah, tapi juga senantiasa menyimpan keindahan alamnya.

Artikel SebelumnyaDK Pecat Ketua Umum PWI, Hendry Ch Bangun: Tindakan Sasongko Ilegal
Artikel SelanjutnyaPolitik, Narkoba, Korupsi dan Sepak Bola
Feri Irawan
Feri Irawan merupakan seorang guru. Kepala SMK Negeri 1 Jeunib, juga Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kabupaten Bireuen. Dapat dihubungi melalui email: [email protected].

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here