
Komparatif.ID, Blangpidie— Forum Aceh Literasi (Formasi) Aceh Barat Daya kembali menggelar diskusi buku dalam pertemuan ketiganya di Poge Coffee, Blangpidie, Aceh Barat Daya, Minggu, (25/5/2025). Kegiatan ini menjadi rutinitas mingguan yang berlangsung setiap hari Minggu mulai pukul 14.00 hingga 16.30 WIB.
Inisiator Forum Aceh Literasi, Alfi Syahril, menjelaskan kegiatan ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya. Tujuan utamanya adalah untuk mendorong minat baca serta meningkatkan kemampuan berpikir kritis melalui kegiatan membaca, berdiskusi, dan menulis.
Menurut Alfi, informasi mengenai lokasi dan waktu kegiatan biasanya diumumkan melalui grup WhatsApp forum setiap minggunya agar peserta dapat menyesuaikan jadwal dan lokasi yang nyaman.
Alfi menguraikan kegiatan diskusi buku dimulai dengan sesi membaca selama 10 hingga 20 menit. Setelah itu, para peserta diberikan kesempatan untuk menyampaikan ringkasan atau pandangan mereka terhadap buku yang telah dibaca.
Baca juga: Magister Pendidikan Pelopori Literasi Desa: Dari Kedai Kopi ke Seuramo Baca
Proses ini dirancang agar semua peserta bisa terlibat aktif dalam diskusi dan membangun pemahaman bersama terhadap isi buku. Buku-buku yang dibaca pun beragam, baik fiksi maupun nonfiksi, menyesuaikan dengan minat peserta yang hadir pada hari itu.
Selain diskusi buku, forum ini juga menjadi ruang belajar menulis bagi masyarakat. Alfi menambahkan peserta diajak untuk mulai menulis, baik dalam bentuk cerita fiksi maupun esai nonfiksi.
Tujuannya adalah agar kemampuan literasi tidak berhenti pada membaca saja, tetapi juga berkembang ke arah produksi tulisan. Dengan demikian, masyarakat tidak hanya menjadi pembaca, tetapi juga pencipta konten literasi yang bisa memberikan manfaat bagi lingkungan sekitarnya.
Alfi menjelaskan forum ini tidak menetapkan batasan usia atau latar belakang pendidikan. Siapa saja yang memiliki minat terhadap dunia baca-tulis dipersilakan untuk bergabung.
Kegiatan ini pun diharapkan menjadi alternatif positif dalam mengisi waktu akhir pekan, terutama bagi generasi muda yang ingin meningkatkan kemampuan literasi mereka di tengah arus digital yang kian deras.
Menurut Alfi, keberadaan Formasi menjadi bentuk nyata dari semangat gotong royong dalam membangun masyarakat yang lebih sadar literasi. Ia berharap agar kegiatan ini bisa terus berlanjut dan mendapat dukungan dari berbagai pihak, termasuk komunitas, pegiat literasi, dan pemerintah daerah.
Dengan partisipasi yang konsisten, Formasi yakin semangat membaca dan menulis dapat tumbuh subur di tengah masyarakat Aceh Barat Daya.
Bagi masyarakat yang ingin ikut serta, cukup datang ke lokasi kegiatan sesuai jadwal yang diumumkan setiap minggunya. Tidak ada syarat khusus, cukup membawa buku atau sekadar datang untuk mendengar dan berdiskusi.