Apakah Penulis Akan Digantikan Oleh AI?

penulis AI, Dewan Media Sosial, Urgensi-kah?
Monza Aulia. Foto: Dok. Pribadi.

Apakah suatu saat penulis akan digantikan oleh artificial intelligent (AI)? Bila iya, penulis seperti apa yang akan digantikan oleh AI? Untuk copywriter atau content writer, pekerjaan mereka kemungkinan akan terancam oleh kehadiran AI.

AI telah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam menghasilkan teks yang koheren dan relevan berdasarkan data yang telah diprogramkan. Hal ini membuat pekerjaan seperti penulisan iklan, deskripsi produk, dan konten berbasis informasi menjadi lebih mudah diotomatisasi. Sebagai contoh, AI dapat menghasilkan artikel pendek, caption media sosial, atau email pemasaran dengan cepat dan efisien.

Namun, khusus untuk penulis novel atau jurnalis, saya berpikir mereka akan tetap bertahan. Berdasarkan pengamatan saya, kelemahan AI terletak pada kemampuannya yang masih terbatas secara periodik dan belum mampu memberikan jiwa dalam tulisan.

Baca: Demi Kekasih, Pria Blang Dalam Merantau ke Malaysia

Setiap penulis novel atau prosa memberikan jiwa dalam karyanya dengan gaya bahasanya sendiri, dan hal ini belum bisa dicapai oleh AI. Penulis kreatif memiliki kemampuan untuk mengeksplorasi emosi, imajinasi, dan pengalaman pribadi yang mendalam yang sulit ditiru oleh mesin.

Selain itu, jurnalis memiliki peran penting dalam melakukan investigasi, wawancara, dan analisis kritis terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di dunia nyata, yang memerlukan sentuhan manusia yang tajam dan peka.

Poin utamanya adalah profesi yang dipastikan akan tergeser oleh kehadiran AI adalah copywriter atau content writer. Meskipun profesi ini mungkin masih ada, permintaannya pasti akan menurun. Hal ini karena AI dapat memproduksi konten dalam jumlah besar dengan cepat dan biaya yang lebih rendah dibandingkan manusia.

Perusahaan-perusahaan mungkin akan lebih memilih untuk menggunakan layanan AI untuk menghemat biaya dan waktu, meskipun mungkin masih ada kebutuhan untuk manusia dalam mengawasi dan mengedit hasil kerja AI.

Sedangkan penulis buku/novel dan penulis berita/jurnalis masih lebih aman, terbantu oleh kelemahan AI. Penulis buku dan novel menciptakan dunia imajinatif yang kaya dengan karakter kompleks dan alur cerita yang mendalam, yang memerlukan kreativitas dan pengalaman hidup yang nyata.

Sementara itu, jurnalis tidak hanya melaporkan fakta, tetapi juga memberikan konteks, perspektif, dan analisis yang mendalam, yang sangat penting dalam menjaga masyarakat tetap terinformasi secara akurat dan objektif.

Yang pasti, kehadiran AI tidak bisa ditolak. Setidaknya, kita harus cepat beradaptasi agar bisa menjadikan AI sebagai partner, bukan musuh. Dengan mengintegrasikan teknologi AI ke dalam pekerjaan kita, kita dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi, sambil tetap mempertahankan sentuhan manusia yang unik dan berharga.

Penulis dapat menggunakan AI sebagai alat bantu untuk brainstorming ide, mengedit naskah, atau bahkan menghasilkan draft awal, tetapi tetap mengambil alih dalam memberikan sentuhan akhir yang membuat tulisan tersebut benar-benar hidup dan beresonansi dengan pembaca.

Dalam dunia yang terus berkembang ini, adaptabilitas adalah kunci. Mereka yang mampu beradaptasi dengan perubahan teknologi dan memanfaatkannya dengan bijak akan lebih mampu bertahan dan bahkan berkembang. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk terus belajar dan berinovasi, mencari cara untuk menggabungkan keunggulan manusia dan teknologi demi mencapai hasil yang terbaik.

Artikel SebelumnyaMellani Bagikan Pengalamannya Bangun Twinskitchenz
Artikel SelanjutnyaPolda Aceh Gagalkan Peredaran 401 Kg Narkoba
Monza Aulia
dr. Monza Aulia., seorang dokter yang sering meluangkan waktu sebelum tidur dengan menulis. Saat ini sedang menjalani program pendidikan dokter spesialis Jantung dan Pembuluh Darah di RS. Dr. Moewardi/UNS Surakarta, Jawa Tengah.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here