6 Hal yang Membuat Bireuen Pantas Dikangenin

Bireuen, anak-anak Bireuen
Suasana Kota Bitreuen di malam hari. Sumber foto: backpakerjakarta.com.

Bireuen merupakan kota penting dalam sejarah Indonesia. Dari kota inilah laskar rakyat dan prajurit bersama-sama melaju ke Perang Medan Area, bertempur melawan Inggris dan Belanda di front depan Sumatra Utara.

Kisah perjuangan rakyat Bireuen memang jarang ditulis di dalam buku sejarah, tapi selalu diingat oleh banyak orang yang memahami kisah heroik masa lalu.

Komparatif.ID telah menulis tentang jasa Kota Juang untuk Indonesia dalam beberapa tulisan.

Bireuen kota mode. Julukan itu tidak muluk-muluk. Meski tidak seterkenal Milan, Italia, tapi Bireuen menjadi rujukan mode di Aceh. Hal ini karena sejak dulu orang di kota ini selalu mengimpor pakaian yang sedang in dari luar negeri. Khususnya pakaian pria yang rata-rata jeans. Anak muda lokal, rela menabung lama demi dapat membeli celana jeans jenama terkenal. Seperti Levis, Lea, Favo, Wranglers, dan lain-lain. Demikian juga dengan baju, mereka gemar mengenakan kaos dan kemeja dari brand terkenal.

Baca: Bireuen, Tionghoa dan Perkembangan Warung Kopi

Baca: Tionghoa Bireuen Bukan Cina di Morowali

Berikut ini 6 hal yang membuat Bireuen pantas dikangenin.

  1. Kota Juang. Julukan sebagai Kota Juang disematkan oleh Bustanil Arifin ketika berkunjung ke Aceh Jeumpa. Bustanil Arifin sangat mengerti peran besar rakyat Bireuen dalam mempertahankan kemerdekaan RI yang baru seumur jagung. Radio Rimba Raya yang pertama kali menyiarkan berita kemerdekaan RI ke luar negeri, bermarkas di Bireuen untuk pertama kalinya.
  2. Kota mode. Seperti yang sudah diulas di atas, sejak dulu  telah menjadi patron Aceh dalam berpakaian. Bahkan ketika Soekarno berkunjung ke Aceh Jeumpa, tokoh-tokoh lokal telah berpakaian necis. Sedangkan Presiden Soekarno dan rombongan hanya berpakaian sederhana. Seorang pengusaha berdarah Turki menghadiahkan satu stel baju kepada Soekarno, supaya penampilan sang Presiden lebih meyakinkan di depan publik.
  3. Wilayah batas dua kebudayaan besar. Di Aceh pernah terdapat dua kesultanan besar yaitu Kekhlifahan Shalihiyyah (Kerajaan Islam Samudera Pase) dan Kesultanan Aceh Darussalam. Dua kerajaan itu mewarisi kebudayaan yang agung. daerah ini merupakan titik pertemuan kedua kebudayaan besar tersebut.
  4. Wilayah kosmopolit. Kabupaten ini telah selesai dengan persoalan kampung halaman. Siapa saja yang datang dan bermukim di Aceh Jeumpa, dia akan menjadi orang tempatan. hanya saja, 10 tahun ke belakang, terdapat gejala kemunduran dalam dunia politik. Mulai dibangun sekat-sekat kecamatan oleh banyak politisi yang minim gagasan pembangunan.
  5. Kota kuliner. Datanglah ke kota ini dan Anda akan mendapatkan pengalaman berkesan menikmati ragam kuliner penuh rempah. Mulai mi, kari bebek, hingga sate matang.
  6. Kota yang berdenyut 24 jam. Bireuen selalu hidup 24 jam. Sebagai kota lintas di pantai timur Aceh, kota ini selalu siap menjamu tamu yang singgah, kapanpun dia datang. Kapanpun lapar, kabupaten ini selalu siap memberikan makanan untuk mengisi lambung yang kosong.
Artikel SebelumnyaHarga Realme 11 Pro dan Spesifikasinya
Artikel SelanjutnyaRegulasi Aset Kripto, Menkeu Dorong Adopsi Standar Global
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here