4 Kriteria Calon Wakil Bupati Bireuen yang Diinginkan Mukhlis Takabeya

H. Mukhlis Takabeya, rkriteria calon wakil bupati bireuen
H. Mukhlis, A.Md, Ketua DPD II Partai Golkar Bireuen. Foto: Dok. Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Bireuen– Siapa yang akan dipilih Mukhlis Takabeya sebagai calon Wakil Bupati Bireuen untuk berkompetisi pada Pilkada Bireuen 2024?

Selama ini banyak beredar kabar bila Ketua DPD II Partai Golkar akan memilih tandem dengan partai lokal dalam penentuan calon wakil bupati. Tapi kabar tersebut tidaklah seluruhnya  benar. Ia membuka peluang bagi siapapun untuk diusulkan. Tapi penentuan terakhir tetap ada pada internal Golkar.

Hal tersebut disampaikan H. Mukhlis Takabeya, Ketua DPD II Partai Golkar Bireuen yang juga Dirut PT Takabeya Perkasa Group, Sabtu (10/8/2024).

Pada kesempatan tersebut, Mukhlis menyampaikan, dalam proses mencari bakal calon wakil bupati yang ideal, Golkar Bireuen membangun komunikasi dengan DPD I Golkar Aceh, dan DPP Partai Golkar.

“Untuk penentuan calon wakil bupati, Golkar Bireuen membuat kriteria. Kemudian intens berkomunikasi dengan DPD I Golkar Aceh, dan DPP Partai Golkar. Saya selaku Ketua Golkar Bireuen menerima masukan-masukan yang disampaikan dari tingkat provinsi dan DPP. Hasil komunikasi tersebut kami kolaborasikan, sehingga lahirlah kriteria yang menurut Golkar ideal,” terang Mukhlis.

Baca: Biografi Haji Mukhlis Takabeya Sepintas Lalu

Mukhlis menjelaskan, sebagai partai pemenang pileg di Bireuen, Golkar tidak kaku. Mereka tetap membuka peluang bekerjasama dengan partai lain, atau individu lain, selama selaras dengan tujuan pembangunan yang telah dibuat.

Selama ini, komunikasi antar partai sudah terjalin dengan baik. Demikian juga dengan elemen sipil non partai politik. Hanya saja semuanya masih bersifat informal. Sosok yang diajukan harus sesuai dengan kriteria yang ditetapkan oleh Golkar.

“Peluang kolaborasi antar partai tetap terbuka. Demikian juga dengan elemen sipil non partai politik. Kolaborasi dimaksud, siapa tahu sosok yang diajukan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh Partai Golkar. Semua ini kami lakukan supaya perjalanan politik dapat berlangsung dengan baik,” terangnya.

Mukhlis menyebutkan, meskipun pada Pileg 2024, Golkar menjadi pemenang pemilu di Bireuen, tidak membuat dirinya jemawa. Walau tanpa koalisi, mereka dapat mengusung paslon, Golkar tetap membuka peluang koalisi.

Pun demikian, rencananya maju sebagai Bupati Bireuen, bukan semata ingin menjadi kepala daerah. Tapi ia ingin dapat membangun daerah kelahirannya menjadi kabupaten yang lebih maju, berkarakter, dan rakyatnya bahagia.

Demi mencapai tujuan tersebut, tentu harus diawali dengan didapatkannya calon wakil bupati yang harmonis dan harmoni. Jangan sampai, belum apa-apa sudah ribut, dan saling mengkhianati.

“Saya maju ke gelanggang Pilkada Bireuen, bukan sekadar ingin jadi bupati. Cita-cita saya dan Golkar ingin membangun Bireuen. Oleh karena itu, calon wakil yang sedang kami cari, tentulah harus sesuai dengan kriteria yang telah diputuskan bersama di internal Golkar. Supaya visi dan misi untuk membangun Bireuen dapat kami jalankan dengan baik,” sebut Mukhlis kepada Komparatif.ID.

Lalu, seperti apa kriteria calon wakil bupati yang diinginkan oleh Mukhlis dan Partai Golkar?

Ia menyebutkan, pertama, sosok pendampingnya harus menguasai seluk beluk birokrasi dengan baik. Ini sangat penting, supaya mereka tidak menghabiskan waktu menelusuri lebih lama dunia birokrasi.

Jadi, birokrat aktif atau mantan birokrat yang telah berpengalaman sangat mungkin menjadi tandemnya di Pilkada Bireuen 2024.

Kedua, calon wakil bupati yang ia inginkan, punya rekam jejak setia. Tidak punya catatan menggunting dalam lipatan. Tidak pernah melakukan tindakan mengkhianati atasan atau mitra kerja.

ketiga, sosok calon wakil bupati harus individu dengan tipikal tidak ingin menjadi bupati selama menjadi wakil Mukhlis. Ini sangat penting baginya, supaya bila mereka diberikan kesempatan memimpin daerah, tidak ribut di tengah jalan.

“Jangan sosok yang kreuh bhan keu ngon bhan likôt,” katanya sembari tersenyum.

keempat, sosok tersebut dekat dengan masyarakat, menghargai perbedaan, serta tidak alergi terhadap kritik. Juga memiliki kemampuan komunikasi yang baik.

“Salah satu kunci kepemimpinan yang sukses, yaitu si pemimpin mau mendengar masukan, punya kemampuan menimbang, serta fokus pada tujuan. Saya butuh pendamping yang demikian,” katanya.

Saat ditanya apakah sudah ada nama-nama bakal calon wakil, Mukhlis mengatakan Golkar sudah mengantongi beberapa nama. Saat ini sedang dilakukan pertimbangan di internal Golkar.

“Sudah ada beberapa nama yang masuk. Saat ini sedang kami pertimbangankan. Masih ada peluang nama-nama lain yang terus digodok,” katanya.

Apakah yang dilakukan oleh Golkar tidak terlalu muluk? Mukhlis menyebutkan, lebih baik pahit di awal, ketimbang pahit di ujung. Sudah banyak pengalaman, pemenang pilkada ribut di tengah jalan. Akhirnya tujuan membangun tidak tercapai.

“Bila Allah memberikan kesempatan kepada saya memimpin Bireuen, saya ingin fokus melakukan pembangunan. Makanya dari awal agak ketat; bahkan terkesan kaku. Ini ikhtiar Golkar untuk Bireuen,” imbuhnya.

Artikel Sebelumnya3 Daerah yang Biayai Republik di Awal Merdeka
Artikel SelanjutnyaBustami, Gubernur Aceh Pertama yang Kunjungi Rumah Singgah Kanker & Thalasemia
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here