Sandal Swallow, Sandal Jepit Sejuta Umat

Sandal swallow
Sandal swallow paling legendaris. Produk dalam negeri yang pantas disebut paling nasionalis. Foto: moroseneng.

Sandal Swallow merupakan selop paling nasionalis. 100 persen dibuat dari komponen dalam negeri. Dipergunakan luas dari Sabang sampai merauke sejak puluhan tahun lalu.

Sandal Swallow merupakan sandal jepit sejuta umat. Tagline ini sama persis seperti Toyota Avanza dan Almarhum Kyai H. Zainuddin MZ. Mengapa sejuta umat? Karena sangat digandrungi.

Sandal Swallow merupakan sandal jepit paling umum di Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke pasti mengetahuinya. Sandal ini paling sering hilang di masjid bila hari Jumat. Bukan saja karena dicuri, tapi dipinjam untuk ke toilet atau ke tempat wudhu. Ketika dikembalikan, eh, ditaruh di tempat lain. 

Ayo, siapa di antara Anda yang sering minjem sandal Swallow orang lain saat hendak ke toilet atau ke tempat wudhu di masjid. Berapa kali menaruh di tempat semula? Ayo jujur, hehehe.

Meski sandal jepit sudah terkenal sejak lama, tapi khusus Swallow pertama kali dirancang oleh Amir Djohan yang juga pemilik dan komisaris PT Sinar Jaya Prakarsa, perusahaan yang memproduksi sandal Swallow.

Baca: 7 Alasan Kamu Harus Berkunjung ke Aceh

Ide membuat sandal jepit tersebut karena mendapati keluhan tentang kelemahan zori yang telah lebih dulu populer. Zori licin dan kaku serta tidak fleksibel. 

Amir Djohan pun merancang sandal jepit yang awet, tidak kaku, tidak licin, fashionable, terjangkau, dan bisa dipakai kapan saja. Tara! Lahirlah sandal Swallow. Varian pertama berwarna putih di bagian telapak atas, hitam di bawah, dan bertali hitam, dengan tulisan merek di tali berwarna putih. Model itu disebut Swallow original. Selain putih, tersedia varian warna lain seperti biru dan hijau.

Sandal Swallow pertama kali diproduksi pada 1987. Sandal tersebut langsung diterima pasar karena harga dan kualitasnya oke punya. Segera dapat menggeser dominasi silop jeupang yang yang lebih ringan tapi licin. 

Menurut pengalaman beberapa orang yang kecil di era tahun 90-an, bila Lebaran, sandal ini sangat dibenci oleh anak yatim dan anak-anak dari keluarga kurang mampu. Karena mereka pasti dibelikan sandal Swallow sebagai pengganti sandal Hari Raya. Rasa percaya diri mereka langsung turun kelas, meski tidak dapat berkutik menghadapi kenyataan. 

Tapi di luar Lebaran, sandal Swallow digandrungi oleh semua kalangan. Dari anak-anak hingga lansia. Bahkan ada yang menggunakannya sampai telapak sandal bolong.

Sandal ini juga sering disita di sekolah tingkat SD di kampung pada era 90-an. Anak-anak termiskin seringkali memakainya ke sekolah karena orangtuanya tidak sanggup membeli sepatu baru. 

Bila sandal itu disita guru, akan timbul beberapa kemungkinan. Pertama si anak akan dibelikan sepatu oleh ortunya. Kedua, si anak nyeker ke sekolah sampai ortunya mampu membeli sepatu baru. Ketiga si anak berhenti sekolah. Peristiwa paling jamak, si anak berhenti sekolah. 

Sandal legendaris itu sering juga dipakai sebagai rem sepeda. Baik yang dipasang di dekat ban belakang, ataupun yang digunakan di kaki, dan berfungsi sebagai rem saat menuruni jalan curam.

Bila hidung tali sandal putus, diakali menggunakan sambungan, yang penting dapat terus dipakai sampai ada uang beli yang baru.

Bila musim membuat mobil dari pelepah rumbia tiba, sandal ini rentan hilang jika ditaruh di teras. Karena “dipinjam” oleh anak-anak “kreatif” untuk dipotong menyerupai ban mobil. Kalau sudah jadi ban, maka kemungkinan peluang dapat dikenali persentasenya hanya 1%. 

Kini, sandal Swallow memiliki 79 varian. Mulai dari yang paling lawas seri 05D yang dikenal unisex, hingga yang khusus untuk perempuan. Desainnya dan warna pun beragam meski tetap menjunjung tinggi fungsi utamanya sebagai sandal harian informal. 

Sandal Swallow Produk Paling Nasionalis

Bagaimana dengan harga sandal Swallow? Tenang, sandal itu diproduksi oleh PT Sinar Jaya  Prakarsa supaya dapat dibeli oleh semua kalangan. Cocok di kantong si miskin, terhormat pula di kaki si kaya. 

Sandal ini menjunjung tinggi azas kegotongroyongan dan tenggang rasa yang menjadi semangat keindonesiaan. Maka pantas didapuk sebagai sandal paling nasionalis.  Bila ada yang mengatakan belilah ploduk-ploduk Indonesia, maka belilah sandal Swallow yang 100 persen menggunakan komponen dalam negeri.

Artikel SebelumnyaPj Bupati Nagan Raya Usulkan Terduga ISIS Sebagai Camat
Artikel SelanjutnyaPunya Nilai Tertinggi Tapi Tak Lulus, 3 Peserta Seleksi KIP Protes ke DPRA
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here