Hakordia 2023: Momentum Melawan Wabah Korupsi

wabah korupsi Kepala Bidang Budaya Bahasa Disbudpar Aceh Nur Laila saat membacakan sambutan Kadisbupar Almuniza Kamal pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (2023) di Museum Tsunami, Sabtu (9/11/2023) malam. Foto: Komparatif.ID/Rizki Aulia Ramadan.
Kepala Bidang Budaya Bahasa Disbudpar Aceh Nur Laila saat membacakan sambutan Kadisbupar Almuniza Kamal pada peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (2023) di Museum Tsunami, Sabtu (9/11/2023) malam. Foto: Komparatif.ID/Rizki Aulia Ramadan.

Komparatif.ID, Banda Aceh– Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Aceh Almuniza Kamal mengatakan peringatan Hari Antikorupsi Sedunia (2023) merupakan momentum tepat untuk melawan wabah korupsi.

Hal tersebut disampaikan melalui keterangan tertulis yang dibacakan Kepala Bidang Budaya Bahasa Disbudpar Aceh Nur Laila S.Sos pada peringatan puncak Hakordia 2023 di Museum Tsunami, Sabtu (9/11/2023) malam.

“Hakordia 2023 ini adalah momentum penting untuk kita semua melawan wabah korupsi yang merugikan pembangunan dan kemajuan bangsa,” ucap Nur Laila.

Ia juga mengatakan Hakordia 2023 merupakan kesempatan untuk merenungi dan berkomitmen memberantas korupsi, dimulai dari menghindari seluruh peluang sekecil apapun yang menjerat dan terjerumus dalam tindakan haram itu.

Nur Laila mengatakan Kadisbudpar Aceh beserta seluruh jajarannya turut berperan penting dalam menciptakan lingkungan yang bersih, transparan, dan berintegritas selama menjalankan tugas.

Tidak hanya menciptakan lingkungan terdekat, Disbudpar Aceh juga turut berkontribusi menyemai bibit serupa bagi seluruh masyarakat, salah satunya melalui peringatan Hakordia untuk menjadi pengingat bagi seluruh elemen.

Ia juga mengatakan Disbudpar Aceh akan senantiasa bertanggung jawab memberikan contoh integritas, etika kerja tinggi, dan transparansi dalam setiap kebijakan yang diambil.

“Kita (Disbudpar) juga bertanggung jawab memberikan contoh integritas, etika kerja tinggi, dan transparan dalam setiap tindakan yang diambil,” lanjutnya.

Baca juga: Lawan Korupsi dengan Tawa: Kisah Caleg & Pohon Keramat di Hakordia 2023

Ia juga menerangkan korupsi bukan hanya masalah hukum, tetapi juga mengancam prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan hak asasi manusia. Dalam banyak kasus, korupsi menjadi penghambat utama pembangunan ekonomi dan sosial, menghancurkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga pemerintahan, dan menciptakan ketidaksetaraan yang lebih dalam.

Hari Antikorupsi memberikan kesempatan bagi masyarakat dunia untuk merefleksikan dampak negatif korupsi terhadap perkembangan ekonomi, pemerintahan yang baik, dan kehidupan sehari-hari.

Selain itu, Hakordia juga menjadi momen untuk menghargai upaya individu dan kelompok dalam melawan korupsi serta untuk mendorong perubahan positif.

Selain itu, Nur Laila mengatakan Hakordia memberikan kesempatan bagi masyarakat untuk merenung, berkolaborasi, dan mengambil tindakan nyata dalam melawan fluktuasi moral dan etika yang mampu merongrong fondasi perekonomian dan politik bangsa.

Karena itu, Disbudpar Aceh memandang Hakordia tidak hanya menjadi waktu untuk merayakan pencapaian, tetapi juga untuk mengevaluasi kemajuan dan mengidentifikasi tantangan baru.

Hari Antikorupsi Se-Dunia (Hakordia) bukanlah akhir dari perang melawan korupsi, tetapi lebih sebagai awal perjalanan panjang. Melalui kerjasama global, transparansi, partisipasi aktif masyarakat, dan komitmen pemerintah, harapannya dapat menciptakan dunia di mana korupsi menjadi bagian dari sejarah, bukan kenyataan.

Dengan Hakordia, bangsa memperkokoh tekadnya untuk mewujudkan masyarakat bebas korupsi, di mana integritas, keadilan, dan keberlanjutan mendominasi.

Artikel SebelumnyaLawan Korupsi dengan Tawa: Kisah Caleg & Pohon Keramat di Hakordia 2023
Artikel SelanjutnyaIni Daftar Juara Lomba Peringatan Hakordia Aceh 2023

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here