40 Bidan & Staf Puskesmas Ingin Jaya Dilatih Tangani Hoaks

40 Bidan & Staf Puskesmas Ingin Jaya Dilatih Tangani Hoaks 40 tenaga kesehatan Puskesmas Ingin Jaya ikuti pelatihan Training of Communicator (ToC) dan Workshop Komunikasi Antarpribadi, Jumat (1/11/2024). Foto: HO for Komparatif.ID.
40 tenaga kesehatan Puskesmas Ingin Jaya ikuti pelatihan Training of Communicator (ToC) dan Workshop Komunikasi Antarpribadi, Jumat (1/11/2024). Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Aceh Besar— Sebanyak 40 tenaga kesehatan yang terdiri dari bidan desa dan staf Puskesmas Kecamatan Ingin Jaya mengikuti pelatihan Training of Communicator (ToC) dan Workshop Komunikasi Antarpribadi di Aula Puskesmas Ingin Jaya pada Jumat (1/11/2024).

Kegiatan yang diinisiasi melalui kolaborasi antara Puskesmas Ingin Jaya dan Generasi Edukasi Nanggroe Aceh (GEN-A) ini untuk meningkatkan keterampilan komunikasi tenaga kesehatan dalam memberikan edukasi kesehatan kepada masyarakat.

Dalam pelatihan tersebut, para tenaga kesehatan dibekali berbagai teknik komunikasi yang efektif oleh fasilitator ahli untuk membantu mereka menyampaikan informasi secara lebih mudah diterima oleh masyarakat.

Pada sesi pertama, dr. Imam Maulana, seorang alumni Training of Trainer (ToT) KAP UNICEF Indonesia, membawakan materi pengantar teknik komunikasi antarpribadi. Ia mengajak para peserta memahami bagaimana komunikasi yang baik dapat membangun keterbukaan dan kepercayaan masyarakat terhadap informasi kesehatan.

Dalam sesi ini, peserta belajar untuk menjadi komunikator yang efektif, yang mampu menjelaskan informasi dengan cara yang menarik dan menenangkan, sehingga masyarakat merasa nyaman dan percaya.

Selanjutnya, Ulfa Zahra Sisca dan Nadia Wulandari, alumni ToC KAP Imunisasi UNICEF Indonesia, mengemas sesi edukasi imunisasi dengan metode game-based learning.

Melalui permainan dan nyanyian, mereka memperdalam pemahaman para peserta mengenai pentingnya imunisasi, termasuk vaksinasi HPV yang saat ini telah disediakan secara gratis untuk mencegah kanker serviks.

Tantangan rendahnya cakupan imunisasi sering kali disebabkan oleh rendahnya literasi kesehatan dan maraknya hoaks yang beredar di tengah masyarakat.

Baca juga: KUA & Puskesmas Sakti Siap Bina Calon Pengantin

Ulfa Zahra menjelaskan permainan dalam pelatihan ini tidak hanya menciptakan suasana yang menyenangkan, tetapi juga memperkuat pesan penting tentang imunisasi secara interaktif.

Dengan pendekatan ini, diharapkan para tenaga kesehatan mampu menyampaikan informasi terkait imunisasi dengan cara yang lebih menarik bagi masyarakat.

“Permainan ini tidak hanya membuat suasana pelatihan lebih menyenangkan, tetapi juga menguatkan pesan-pesan penting tentang imunisasi secara interaktif. Kami ingin para tenaga kesehatan bisa menyampaikan informasi dengan cara yang mudah diterima masyarakat,” ujar Ulfa.

Salah satu tantangan utama dalam edukasi kesehatan adalah maraknya hoaks yang menyesatkan, terutama terkait imunisasi. dr. Imam Maulana dalam sesi Edukasi Literasi Digital Tangkal Hoaks berbasis KAP, menjelaskan banyak informasi palsu beredar, yang menyebabkan keraguan di kalangan masyarakat terhadap vaksinasi.

Ia menjelaskan informasi hoaks biasanya menimbulkan reaksi emosional berlebihan pada penerimanya, seperti rasa takut, senang berlebihan, atau bahkan kecemasan.

Contohnya adalah hoaks yang menyebutkan bahwa vaksin mengandung microchip atau menyebabkan autisme, yang telah terbukti keliru secara ilmiah.

Ia menekankan penting bagi tenaga kesehatan untuk membantu masyarakat berpikir kritis dan mengkonfirmasi informasi yang mereka terima, terutama dari media sosial. dr. Imam juga memberikan tips praktis untuk memverifikasi kebenaran informasi dengan mencari kata kunci di internet yang disertai dengan istilah ‘cek fakta’ agar masyarakat tidak mudah terjebak oleh hoaks.

“Untuk info yang beredar di media sosial, bisa dicek dengan di google dengan cara ketik kata kunci ditambah dengan kata ‘cek fakta’ seperti ‘vaksin babi cek fakta” terang dr. Imam

Sesi pelatihan diakhiri dengan praktik microteaching, di mana peserta mempraktikkan teknik komunikasi langsung di hadapan fasilitator untuk mendapatkan umpan balik.

Salah seorang peserta, Nurkhalidah, menyampaikan pelatihan ini memberikan pemahaman baru mengenai cara menyampaikan informasi kesehatan yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami oleh masyarakat.

“Pelatihan ini membuka wawasan saya tentang cara menyampaikan informasi dengan menyenangkan dan mudah dipahami masyarakat. Kami jadi lebih siap mengatasi hoaks seputar imunisasi,” ujarnya.

Kepala Puskesmas Ingin Jaya, dr. Fina Elisa, menyambut baik kolaborasi ini serta semangat para peserta dalam meningkatkan keterampilan komunikasi.

Menurutnya, kolaborasi dengan GEN-A telah memberikan banyak manfaat, terutama dalam mendukung tenaga kesehatan agar lebih terampil dan percaya diri dalam memberikan edukasi kepada masyarakat.

Edukasi kesehatan yang efektif dan menyenangkan, ujarnya, adalah kunci untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan. Ia berharap pelatihan ini dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan di wilayahnya.

Artikel SebelumnyaSeribuan Warga Delima Padati Panggung Gembira Sarjani-Alzaizi di Reubee
Artikel SelanjutnyaHead Unit Double DIN Rusak? Periksa Sekring!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here