Komparatif.ID, Tel Aviv—Warga Israel ketakutan setelah serangan besar-besaran Hamas ke wilayah negara Yahudi tersebut pada Sabtu (7/10/2023) pagi. Akhir pekan yang seharusnya dipergunakan untuk berleha-leha, harus berganti dengan ketakutan yang menyeluruh.
Warga Israel benar-benar dilanda ketakutan. Tepi pantai, pusat perbelanjaan, serta warung-warung tempat bersantai, kosong melompong. Hanya tersisa turis-turis asing yang seperti kebingungan; ada apa ini?
Tel Aviv benar-benar seperti kota mati. Pertandingan sepak bola dibatalkan. Pasar-pasar ditutup. Warga mengurung diri di dalam rumah.
Malam yang biasanya ramai dengan pesta dan dentuman musik, kini seperti kota hantu. Ketakutan menjalar di mana-mana. Serangan Hamas membuat warga Israel ketakutan. Mereka seperti tak percaya bahwa iron dome dapat memberikan perlindungan.
Baca: GANEFO, Olahraga Anti-Israel yang Mati Muda
Warga yang tertekan, sebagaian kecil memilih keluar rumah. duduk secara berkelompok sembari penyundut. Mereka tanpaknya tidak saling kenal. Hanya rasa tress yang membuat mereka menyatu dalam kelompok kecil di tepi jalan.
Pasar Carmel yang biasanya sangat ramai, pada Sabtu kosong melompong. Tak ada pengunjung.
Sabtu dini hari, Hamas melancarkan serangan mendadak ke Israel. Ribuan roket diluncurkan, memicu sirene hingga ke Tel Aviv dan Yerusalem utara, dan puluhan pejuang bersenjata memasuki Israel selatan dari Jalur Gaza yang terkepung.
Sejauh ini, setidaknya 70 warga Israel telah tewas dalam serangan Hamas, yang menurut Hamas juga telah menyandera “sejumlah besar orang” di Jalur Gaza.
Pasukan Israel melancarkan serangan udara di Gaza, yang sejauh ini menewaskan sekitar 200 warga Palestina di daerah kantong padat penduduk tersebut. Ratusan orang terluka. Bom Israel menargetkan dua gedung bertingkat di Gaza.
Jumlah korban warga Palestina dan Israel diperkirakan akan meningkat seiring berlanjutnya pertempuran.
Dengan ketidakpastian seputar jumlah sandera dan korban jiwa di Israel selatan, sebagian besar warga Tel Aviv tinggal di apartemen mereka. Namun beberapa orang, seperti orang Israel yang berada di luar kafe, terpaksa keluar rumah karena stres.
Di sebuah taman kecil, yang lain mengenang Perang Oktober 1973 di mana Israel harus menghadapi Mesir dan Suriah, perang yang peringatan 50 tahunnya diperingati sehari sebelumnya, pada tanggal 6 Oktober.
Di dalam ruangan, Tel Avivis terpaku pada layar mereka, menunggu dengan cemas untuk mendengar kabar dari kerabat dan teman untuk memastikan mereka aman.
Pertandingan sepak bola telah dibatalkan, begitu pula Festival Film Internasional di kota utara Haifa, sekitar 150 km (93 mil) dari Gaza.
Sementara itu, protes mingguan terhadap perombakan peradilan Israel dihentikan untuk kedua kalinya sejak dimulai pada bulan Februari.
Sumber: Aljazeera