Hingga Juni, Penerimaan Pajak di Aceh Capai Rp2,3 T

Penerimaan Pajak di Aceh Capai Rp2,3 T Total pendapatan APBN Regional Aceh mencapai Rp3,06 triliun. Ilustrasi: Komparatif.ID.
Total pendapatan APBN Regional Aceh mencapai Rp3,06 triliun. Ilustrasi: Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Hingga akhir Juni 2024, Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Aceh menyebut total pendapatan APBN Regional Aceh mencapai Rp3,06 triliun, atau 43,65 persen dari target tahunan.

Dari jumlah tersebut, penerimaan pajak tercatat sebesar Rp2,30 triliun atau baru menyentuh 37,09 persen dari target APBN 2024. Sementara itu, penerimaan dari bea dan cukai menyumbang Rp134,25 miliar atau 70,71 persen dari target yang ditetapkan.

Hal tersebut diungkapkan pada pertemuan Aset & Liabilities Committee (ALCo) Regional Aceh dengan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) bersama Kementerian Keuangan (Kemenkeu-Satu) Aceh, Direktorat Jenderal Pajak (DJP), Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), dan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN).

Kepala Bidang Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat Kanwil DJP Aceh Ridho Syafruddin mengungkapkan bahwa penerimaan negara bukan pajak (PNBP) juga menunjukkan kinerja positif dengan realisasi Rp625,31 miliar, melebihi target sebesar 101,03 persen.

Baca juga: Seluruh Fraksi DPRA Setujui Pertanggungjawaban APBA 2023 Diqanunkan

Ridho menjelaskan peningkatan PNBP didorong oleh kenaikan pendapatan dari jasa pelayanan pendidikan, BPJS Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL).

“Peningkatan ini didorong oleh kenaikan Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan, BPJS Kesehatan di Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FKTL), dan Penerimaan Kembali Transfer ke Daerah serta Dana Desa Tahun Anggaran yang Lalu,” jelasnya dalam keterangan resmi, Rabu (31/7/2024).

Ia menjelaskan sumber penerimaan pajak di Aceh berasal dari berbagai sektor dengan kontribusi utama dari sektor administrasi pemerintahan yang mencapai Rp837,87 miliar atau 36,43 persen.

Sektor keuangan dan asuransi menyumbang Rp298,22 miliar atau 12,97 persen, sedangkan sektor perdagangan besar dan eceran berkontribusi sebesar Rp264,46 miliar atau 11,50 persen.

Selain itu, pertemuan ALCo juga membahas realisasi belanja APBD Aceh hingga 30 Juni 2024. Realisasi belanja APBD Provinsi Aceh mencapai Rp13,94 triliun, atau 34,26 persen dari anggaran yang ditetapkan.

Belanja operasi mendominasi dengan kontribusi sebesar Rp10,29 triliun atau 73,85 persen. Pendapatan APBD Aceh hingga Juni 2024 tercatat sebesar Rp16,14 triliun, dengan kontribusi terbesar berasal dari dana transfer yang mencapai Rp13,77 triliun atau 85,30 persen.

Selain itu, Ridho menyampaikan pertumbuhan ekonomi Aceh juga menunjukkan perkembangan positif. Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Juni 2024 berada di level 114,71
Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I 2024 tercatat sebesar 4,82 persen, didorong oleh pertumbuhan konsumsi Lembaga Non-Profit Rumah Tangga (LNPRT) yang mencapai 29,34 persen.

Ridho Syafruddin berharap hasil pertumbuhan ekonomi triwulan II yang akan dirilis dapat memberikan gambaran lebih lengkap mengenai dinamika perekonomian Aceh.

Artikel SebelumnyaKisah Hannah Neeleman yang Menikah Dengan Miliarder Pelit
Artikel SelanjutnyaSamsul Azhar Minta Pembangunan Pabrik Semen di Pidie Dilanjutkan

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here