Komparatif.ID, Banda Aceh—Ketua BRA Suhendri,A.Md, Minggu (10/9/2023) sore mengatakan faktor yang membuat dirinya mengamuk pada Jumat (8/9/2023) sore di Kantor Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRA) karena sudah terlalu lama memendam kecewa. Sejak dirinya menjadi Ketua BRA, ia dizalimi terus-menerus oleh pihak Sekretariat BRA.
Hal ini disampaikan oleh Ketua BRA Suhendri, menjawab berita sebelumnya tentang dirinya yang mengamuk yang membuat sejumlah dokumen dicampakkan ke lantai dan ke luar ruangan. Serta monitor komputer yang juga sempat dia senggol sehingga terjatuh ke lantai.
Suhendri menjelaskan, selama ini progres pelaksanaan program-program di BRA berjalan dengan baik. Capaiannya telah mencapai 80% dari total anggaran yang ditempatkan di lembaga tersebut untuk kegiatan-kegiatan yang dimandatkan.
Akan tetapi, catatan realisasi anggaran BRA di Pemerintah Aceh masih berada dalam blok merah. Keadaan ini dipicu oleh tidak kunjung ditandatanganinya dokumen pembayaran kegiatan oleh Kepala Sekretariat BRA Dr. Syukri Muhammad Yusuf, Lc.
Baca: Ketua BRA Mengamuk, Rusak Komputer dan Buang Dokumen
Sembari menyeruput kopi di sebuah warung kopi di kawasan Batoh, Banda Aceh, Suhendri mengatakan, setelah Idulfitri 1443 Hijriah, Kepala Sekretariat BRA tidak pernah masuk kantor. Demikian juga dengan sebagian PNS di sana, yang hanya datang menandatangani absen, kemudian pulang. Selanjutnya kembali lagi pada pukul 15.00 WIB, untuk absensi lagi.
Selain itu, seluruh proses administrasi yang berkaitan dengan pelaksanaan program yang dilaksanakan oleh Badan BRA, tidak kunjung ditandatangani oleh Kepala Sekretariat BRA.
Dia mencontohkan, pelaksanaan Hari Damai Aceh yang digelar 15 Agustus 2023, meskipun secara kegiatan sukses dilaksanakan, bahkan berhasil menghadirkan mantan Wakil Presiden Dr. Drs. Muhammad Jusuf Kalla sebagai salah satu aktor penting lahirnya perdamaian di bumi Aceh, tapi sampai saat ini, proses pembayaran kepada pihak ketiga belum dapat dilaksanakan. Penyebabnya karena Kasek tidak masuk kantor. Bahkan Syukri tak menghadiri acara Peringatan Hari Damai Aceh 2023.
Ketua BRA juga menambahkan kegiatan yang dihambat oleh Kepala Sekretariat (Syukri Muhammad) ini juga bantuan untuk mensejahterakan masyarakat Aceh yang ditempatkan di lembaga tersebut. Tetapi Kepala Sekretariat tak kunjung bersedia menandatangani dokumen yang sudah memenuhi persyaratan administrasi sesuai peraturan yang berlaku.
“Bahkan ada tim yang datang ke kampung Kasek, tapi ia tetap menolak menandatangani dokumen pembayaran. Saya tak habis pikir,” kata Suhendri.
Demikian juga kegiatan sosialisasi MoU Helsinki yang sudah selesai dilaksanakan pada bulan April 2023, sampai sekarang belum kunjung dibayar karena ketidakhadiran Kasek BRA di kantor.
Demikian juga kegiatan-kegiatan lainnya yang tidak dapat ditindaklanjuti karena Syukri tidak masuk kantor selama berbulan-bulan.
Menurut Suhendri, yang membuat dia merasa semakin tidak dianggap ada, seluruh proses pencairan terhadap kegiatan yang dilakukan oleh pihak Sekretariat, seluruhnya dapat direalisasi tanpa hambatan. Meski tak masuk kantor, Syukri bersedia menandatangani dokumennya di warung kopi.
Hal yang membuat Suhendri semakin kecewa, selama ini SIPD yang berada di BRA, tidak sekalipun diberitahu kepada Badan. Bahkan Suhendri tidak diperkenankan mengetahuinya. Sekretariat BRA jalan sendirian.
“Sudah terlalu lama saya dizalimi oleh Sekretariat BRA. Sebelum peristiwa itu saya terus-menerus melakukan pendekatan. Tapi diabaikan. Akhirnya memuncaklah kemarahan. Saya lampiaskan kekecewaan yang membuat lahirnya peristiwa itu pada Jumat sore,” sebut Suhendri.
Selama ini, publik terus menyorot dirinya. Seolah-olah dia tidak mampu bekerja. Bahkan disebut tidak memahami sistem pengelolaan anggaran. Padahal dia mengetahuinya dengan baik. Tapi lagi-lagi, dia seperti dikondisikan untuk dijatuhkan. Ruang geraknya dibatasi. Bila dia menegur, dianggap dirinya ingin mengontrol semuanya.
“Bagaimana pola pikir demikian. Sebagai Ketua BRA saya tentu harus tahu semua yang sedang dikerjakan. Tapi ketika saya melakukan upaya komunikasi, selalu dihambat. Akhirnya, terjadilah seperti peristiwa di Lembaga Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh yang terkuak ke publik baru-baru ini,” sebut Ketua BRA.
Kepada Sekretariat Badan Reintegrasi Damai Aceh Dr. Teungku Syukri Muhammad Yusuf,Lc, yang dihubungi oleh Komparatif.id sejak pukul 12.00 WIB, tak kunjung memberikan respon. Berkali-kali ditelepon, dia tidak mengangkatnya. WA yang dikirim juga tidak dibalas.