Komparatif.ID, Banda Aceh— Juru bicara (Jubir) pasangan calon Gubernur-Wakil Gubernur Aceh nomor urut 1 Bustami Hamzah-M. Fadhil Rahmi, Hendra Budian, mengkritik Komisi Indepen Pemilihan (KIP) Aceh yang membiarkan pendukung salah satu paslon memasuki area debat publik melebihi kuota yang disepakati.
Hendra Budian meminta KIP Aceh lebih tegas menegakkan aturan yang telah disepakati. Selain itu, ia juga menyoroti adanya gangguan berupa teriakan yang mengganggu jalannya debat, yang menurutnya seharusnya dapat diantisipasi.
“Kami berharap KIP Aceh lebih tegas apabila terjadi hal-hal di luar yang telah disepakati. Sebab, kami telah menunjukkan komitmen kami dengan menghormati kesepakatan yang telah disepakati bersama,” kata Hendra Budian kepada awak media pada Minggu (27/10/2024).
Hendra Budian juga meminta hal serupa tidak terulang kembali pada debat publik ronde kedua yang dijadwalkan akan berlangsung pada Jumat (1/11/2024) mendatang.
“Kami menegaskan kepada KIP Aceh untuk dapat memastikan ketertiban dan kenyamanan di ruang debat kandidat. Jangan ada lagi peristiwa-peristiwa yang dapat mengganggu jalannya proses debat,” lanjut Hendra Budian.
Baca juga: Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat, Bustami & Mualem Tawarkan Solusi Berbeda
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua KIP Aceh, Iskandar A Gani, mengatakan pihaknya menghormati masukan dari setiap pasangan calon. Ia menekankan jika terdapat bukti yang jelas terkait temuan-temuan yang disampaikan, KIP Aceh akan menindaklanjuti bersama dengan pihak terkait untuk melakukan koreksi yang diperlukan.
Terkait klaim pendukung yang melebihi kuota, Iskandar mengungkapkan bahkan komisioner KIP Aceh sendiri harus melalui proses validasi ketat sebelum bisa masuk ke arena debat.
Ia mengilustrasikan pengalamannya saat sempat tertahan karena belum menerima kartu identitas khusus untuk komisioner, yang akhirnya diberikan oleh staf setelah diidentifikasi oleh pihak keamanan.
“FYI, untuk bisa masuk ke arena debat bahkan komisioner wajib divalidasi, saya sendiri dan kadivkumwas KIP sempat tertahan karena belum diberikan id card, kemudian dari staf memberikan id card khusus komisioner dan menyatakan bahwa kami komisioner, baru kemudian kepolisian mengizinkan saya masuk,” terang Iskandar, Senin (28/10/2024).
Iskandar juga mengakui keriuhan pendukung pasangan calon memang menjadi perhatian lembaga penyiaran. Setiap kali jeda iklan, pihak penyelenggara selalu mengingatkan agar tetap menjaga ketertiban.
Bahkan, moderator debat juga berulang kali memberikan isyarat kepada para pendukung agar tetap tenang saat pasangan calon merespons pertanyaan. Iskandar mengatakan KIP Aceh akan terus mengingatkan jajarannya dan akan berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk memastikan pelaksanaan debat berikutnya berjalan lebih baik.
“Mengenai dengan keberatan atas keriuhan kedua pendukung paslon selalu menjadi atensi lembaga penyiaran ketika jeda iklan dengan diingatkan untuk tetap tertib, bahkan moderator berkali-kali memberikan kode kepada pendukung kedua paslon dan mengingatkannya untuk tetap tetap tenang saat paslon merespon pertanyaan,” imbuh Iskandar.