Komparatif.ID, Banda Aceh— Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disbudpar) Aceh menggelar lomba mural dalam rangka memperingati Hari Antikorupsi Sedunia (Hakordia) 2023 di outdoor area Museum Tsunami, Banda Aceh, Sabtu (9/11/2023).
Lomba ini bukan hanya sebuah ajang seni semata, melainkan juga menjadi wujud nyata dari perlawanan terhadap korupsi dengan ekspresi seni yang kuat dan berwarna.
Pantauan Komparatif.ID, lomba mural diikuti oleh puluhan seniman berbakat dari berbagai kalangan. Para peserta diberikan kebebasan untuk mengekspresikan gagasan mereka tentang anti-korupsi ke dalam sebidang triplek berukuran 3×2 meter.
Kepala Disbudpar Aceh Almuniza Kamal menyampaikan lomba mural ini tidak hanya menjadi bentuk kampanye melawan korupsi, tetapi juga menjadi daya tarik baru bagi warga setempat dan wisatawan yang mengunjungi Aceh.
“Seni memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan yang mendalam dan dapat merangsang kesadaran masyarakat. Dengan menggabungkan seni mural dan tema anti-korupsi, kami berharap dapat memberikan dampak positif dan menginspirasi tindakan nyata dalam memerangi korupsi,” ujar Almuniza.
Baca juga: Lawan Korupsi dengan Tawa: Kisah Caleg & Pohon Keramat di Hakordia 2023
Sejumlah kriteria penilaian diterapkan dalam lomba ini, termasuk kreativitas, kedalaman pesan anti-korupsi, serta kemampuan artistik dan teknis peserta. Para pemenang akan menerima penghargaan dan uang pembinaan sebesar Rp2.500.000 untuk juara satu, Rp1.500.000 untuk juara dua, dan Rp1.000.000 untuk juara tiga.
Acara ini juga melibatkan sejumlah pihak terkait, seperti lembaga antikorupsi setempat, organisasi masyarakat sipil, dan pelaku seni lokal. Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat kampanye melawan korupsi dan memberikan dampak positif yang lebih luas.
Lomba mural ini menjadi salah satu upaya kreatif Disbudpar Aceh dalam mengajak masyarakat untuk turut serta dalam perjuangan melawan korupsi. Selain menjadi atraksi visual, karya seni ini diharapkan dapat memicu diskusi dan refleksi di kalangan masyarakat tentang urgensi menjaga integritas dan moralitas dalam berbagai aspek kehidupan.
Melalui lomba mural ini, Aceh tidak hanya menjadi destinasi wisata yang mempesona, tetapi juga menyuarakan sikap tegas terhadap korupsi dengan sebuah bahasa yang penuh warna dan inspiratif, yaitu seni mural.