Komparatif.ID, Banda Aceh— Dinas Perhubungan (Dishub) Aceh gelar rapat evaluasi Angkutan Udara Perintis Semester 1 Koordinator Wilayah Sinabang di Portola Arabia Hotel, Banda Aceh, Rabu (3/7/2024).
Kadishub Aceh Teuku Faisal mengatakan rapat evaluasi ini membahas permasalahan dan kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penerbangan perintis di Aceh pada semester pertama 2024.
Teuku Faisal menegaskan penerbangan perintis bertujuan menyediakan layanan transportasi udara yang efisien dan cepat ke daerah yang sulit dijangkau dengan moda transportasi darat maupun laut.
Layanan ini menurutnya memainkan peran penting dalam memudahkan aksesibilitas perjalanan masyarakat, khususnya dari dan ke wilayah 3TP (terpencil, terluar, tertinggal, dan perbatasan).
“Layanan penerbangan perintis memainkan peran penting di Aceh, khususnya memudahkan aksesibilitas perjalanan masyarakat kita dari dan ke wilayah 3TP,” terangnya.
Karena itu, Faisal meminta dukungan Pemerintah Kabupaten/Kota dalam penyelenggaraan angkutan bersubsidi ini. Selain itu, pemerintah daerah diharapkan menggunakan layanan perintis ini untuk keperluan perjalanan dinas agar permintaan mencapai target dan rute penerbangan dapat dipertahankan.
Kadishub Aceh itu juga menekankan pentingnya rapat ini sebagai ajang untuk mempererat komunikasi dan koordinasi antara Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota, dan Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) maupun Satpel Bandara.
Baca juga: Penerbangan Banda Aceh-Sabang Dibuka, Harga Mulai 132 Ribu Saja!
Ia berharap melalui komunikasi yang lebih baik dan sinergi yang kuat, masyarakat Aceh dapat menikmati pelayanan maksimal dari penerbangan perintis.
“Kita berharap momen ini membuat kita bisa berkomunikasi lebih baik lagi dan saling bersinergi sehingga masyarakat dapat menikmati pelayanan yang maksimal dari penerbangan perintis,” lanjut Faisal.
Sementara itu, Kepala Kantor UPBU Lasikin, Bona Tulus Simamora, yang juga Koordinator Wilayah Angkutan Udara Perintis di Aceh, melaporkan tingkat keterisian penumpang pada sejumlah rute penerbangan cukup bagus.
Data realisasi kegiatan angkutan udara perintis periode Maret hingga Juni menunjukkan rute Banda Aceh-Sinabang dan Banda Aceh-Kutacane sangat diminati masyarakat, dengan rerata load factor hampir mencapai 90 persen sejak Maret.
Namun, Bona mengakui ada rute lain yang belum terealisasi maksimal dan berharap dukungan semua pihak, terutama Pemerintah Kabupaten/Kota, untuk meningkatkan kualitas penyelenggaraan angkutan udara perintis di masa depan.
Bona juga memaparkan beberapa kendala yang sering terjadi pada semester pertama 2024, di antaranya adalah pembatalan penerbangan secara tiba-tiba, kebijakan penanganan penumpang return to base (RTB) dan divert, layanan penjualan tiket yang kurang responsif, serta kebijakan operator penerbangan terkait peniadaan free bagasi.