Komparatif.ID, Hanoi–Seorang vlogger Yahudi beserta istri dan dua anaknya yang masih balita diusir oleh pemilik sebuah restoran di Hanoi, Vietnam.
Demikian dikabarkan The Jerussalem Post, Senin (1/7/2024). Laporan media yang berbasis di Israel tersebut, mengacu pada laporan yang ditulislan oleh pemilik vlog di akun instagramnya @thatjewishfamily.
Vlogger Yahudi tersebut menyebutkan pemilik restoran tersebut dengan kata-kata kasar mengusir dia dan anaknya yang sedang duduk di tepi rel kereta api yang terkenal di Hanoi.
Baca: Menikmati Gulai Sembilang di Warung Cek Bie
“Keluar dari tokoku. Keluar! Jangan duduk di sana. Toko saya tidak menerima orang dari negara Anda,” kata pemilik toko kepada keluarga Namdar.
Pada saat kejadian pengusiran itu, vlogger Yahudi tersebut yang bernama Namdar, beserta istrinya; Raizel, beserta dua anak mereka Mendel (3), dan Lev (1) sedang berkunjung ke Train Street yang terkenal di Hanoi.
Kala mereka lagi bersantai, pemilik restoran datang dan langsung mengusir mereka dengan kata-kata kasar.
Dalam tulisan keterangan video pengusiran di Instagram, vlogger Yahudi tersebut mengatakan apa yang dialaminya di Hanoi, merupakan ulah dari orang pro Palestina. Mengingatkan dia pada kondisi yang sama pada tahun 1938 di Jerman. Yaitu kebencian rasial terhadap orang-orang Yahudi.
Namdar mengatakan pengusiran tersebut terjadi tatkala pemilik restoran tersebut melihat kippah yang dikenakan oleh Mendel. Dia mengatakan apa yang terjadi merupakan bentuk anti terhadap Yahudi, bukan anti kepada Zionisme.
“Begitu melihat kippah Mendel, pemilik toko “pro Palestina” tersebut langsung mengancam anak-anak kami.Sejujurnya, sungguh traumatis melihat anak-anak kami mengalami hal seperti ini,” katanya yang sempat merekam aksi pengusiran itu.
“Bagaimana Anda menjelaskan kepada anak berusia tiga tahun apa yang dia saksikan? Bagaimana Anda menjelaskan anti-semitisme kepada anak sekecil itu? Seseorang tidak menyukainya karena cara dia dilahirkan,” tulisnya di Instagram.
Pria tersebut mengatakan apa yang mereka alami, merupakan bukti keberhasilan Hamas melakukan cuci otak sehingga ideologi jihadis radikal berhasil merasuk ke sembarang orang di Vietnam.
“Saya harus mengatakan, ini adalah satu-satunya pengalaman antisemit yang kami alami di sini. Semua orang di seluruh negeri sangat ramah terhadap keluarga kami.” katanya.