Elemen Sipil, Tentara dan Polisi Thailand Bertamu ke Partai Aceh

tentara dan polisi thailand
Sekjen Partai Aceh Kamaruddin Abubakar (tengah) Juru Bicara Partai Aceh Nurzahri (samping kiri Sekjen PA), Senin (22/7/2024) tertawa riang gembira bersama delegasi Thailand Selatan yang bertandang ke Kantor Partai Aceh di Banda Aceh. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID,Banda Aceh—28 orang dari Thailand Selatan, termasuk tentara dan polisi Thailand, Senin (22/7/2024) sekitar pukul 16.00 WIB berkunjung ke DPA Partai Aceh. Mereka berkunjung untuk belajar tentang perdamaian antara GAM dan Pemerintah Indonesia.

Juru Bicara Partai Aceh Nurzahri, menjelaskan, 28 tamu dari Thailand Selatan terdiri dari elemen sipil, wartawan, tentara dan polisi Thailand, serta unsur kependidikan dari Asosiasi Sekolah Swasta di selatan Thailand.

Rombongan tersebut dipimpin oleh Mr Koddaree Binsen, yang merupakan Ketua Asosiasi Sekolah Swasta di selatan Thailand.

Baca: Orang Aceh Harus Berterima Kasih Kepada GAM

“Mereka datang untuk mendapatkan input dari Partai Aceh perihal perdamaian. Pengalaman Partai Aceh, susut pandang kami, mereka minta sebagai bahan pembelajaran,” sebut Nurzahri.

Partai Aceh menerima rombongan dari Thailand Selatan tersebut dengan tangan terbuka. Sekjen Partai Aceh Kamaruddin Abubakar, Ketua Harian Anwar Ramli, dan Nurzahri, menerima tamu dari Siam tersebut dengan riang gembira.

Pada pertemuan tersebut, kata Nurzahri, Kamaruddin Abubakar mengisahkan tentang Riwayat konflik bersenjata yang terjadi di Aceh kepada elemen sipil, tentara dan polisi Thailand. Dia juga berbagi pengalaman dirinya saat menjabat Wakil Panglima Angkatan Perang Aceh Merdeka.

Pria yang sering disapa Abu Razak tersebut, juga menceritakan dinamika politik di internal GAM hingga perundingan damai di Helsinki berhasil dicapai pada 15 Agustus 2005.

Sementara itu, Nurzahri sendiri, kepada utusan Thailand Selatan termasuk tentara dan polisi Thailand, menceritakan perjalanan politik Aceh setelah maujudnya perdamaian di Helsinki.

Ia juga menyampaikan dinamika politik antara Aceh dan Pemerintah Pusat, yang disebabkan oleh multitafsirnya penerjemahan Mou Helsinki dan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintah Aceh.

Nurzahri juga mengatakan bahwa Partai Aceh sangat memperhatikan kondisi perkembangan yang sedang berlangsung di Thailand selatan, mengingat sangat besar pengaruh damai Thailand Selatan dengan Aceh.

Terutama terkait maraknya penyeludupan narkoba dari Thailand ke Aceh yang bertitik asal dari kawasan Thailand Selatan, karena faktor dekatnya Aceh dan Thailand Selatan secara geografis.

Belum lagi banyak nelayan-nelayan Aceh yang terdampar atau ditangkap oleh otoritas Thailand karena dekatnya jarak antara kedua wilayah tersebut.

Delegasi Thailand Selatan bercerita tentang proses penjajakan damai di sana yang sedang berlangsung. Meskipun konflik antara daerah dan Pusat, dinamika politik di sana, agak berbeda dengan Aceh dan Indonesia.

Pada akhir pertemuan, kedua belah pihak bersepakat untuk terus melanjutkan komunikasi, demi mendukung proses pembicaraan damai di Thailand Selatan.

Perwakilan polisi Thailand yang ikut hadir, berjanji akan menyampaikan persoalan nelayan Aceh yang ditahan di sana, kepada Pemerintah Siam.

Artikel SebelumnyaSambut Kloter Terakhir Jemaah Haji, Bustami: Jadilah Inspirator
Artikel SelanjutnyaPrabowo Dukung Mualem Pada Pilgub Aceh
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here