Pilkada Aceh 2024: Pertarungan Dua Kandidat Ideal Menuju Aceh Satu

Pilkada Aceh 2024: Pertarungan Dua Kandidat Ideal Menuju Aceh Satu Muhammad Safwan Jamil, Mahasiswa Antropologi Universitas Al Washliyah Darussalam Banda Aceh. Foto: HO for Komparatif.ID.
Muhammad Safwan Jamil, Mahasiswa Antropologi Universitas Al Washliyah Darussalam Banda Aceh. Foto: HO for Komparatif.ID.

Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Aceh 2024 merupakan salah satu kontestasi demokrasi yang dinanti-nanti oleh masyarakat Aceh. Pertarungan menuju Aceh 1 ini tentu memiliki berbagai calon kandidat dengan berbagai latar belakang, mulai dari politisi, eks kombatan GAM, hingga akademisi.

Kali ini, penulis hanya berfokus pada dua kandidat kuat yang kemungkinan besar akan bertarung pada Pilkada Aceh 2024 mendatang. Dua kandidat ideal yang bertaruh memperebutkan kursi Aceh ini merupakan eks kombatan dan eks aktivis, serta keduanya pernah merasakan duduk sebagai Wakil Gubernur.

Mereka adalah Muhammad Nazar dan Muzakir Manaf alias Mualem.

Dalam pertarungan menuju Aceh 1, dua kandidat ini sangat berpotensi meraih kursi Aceh 1. Kedua merupakan figur penting dari partai masing-masing dan sudah pasti akan didukung oleh partai. Mualem ketua Partai Aceh (PA), sementara Muhammad Nazar saat ini menjabat sebagai Ketua Majelis Tinggi (MTP) Partai Soliditas Independen Rakyat Aceh (SIRA).

Baca jugaSiapa Berani Melawan Mualem Pada Pilkada 2024?

Muhammad Nazar pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur bersama dengan Irwandi Yusuf di masa periode 2007 sampai 2012. Saat mendampingi Irwandi Yusuf, Aceh berkembang sangat luar biasa dari segi kesehatan, beasiswa untuk mahasiswa, dan beasiswa untuk anak yatim.

Salah satu program kesehatan yang di kembangkan oleh Irwandi Yusuf bersama Muhammad Nazar ialah Jaminan Kesehatan Aceh (JKA). Muhammad Nazar sangat ideal untuk memimpin aceh di masa depan, dimana banyak pengalaman yang sudah dilakukan oleh Muhammad Nazar di masa mudanya yaitu menjadi pemimpin gerakan referendum Aceh pada tahun 1999.

Muhammad Nazar merupakan lulusan UIN Ar-Raniry dan juga seorang akademisi yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris dan bahasa Arab. Ini menjadi modal besar untuk melakukan diplomasi dengan negara-negara lain untuk menarik investor. Ia juga memiliki public speaking yang sangat luar biasa.

Sementara itu, Muzakir Manaf yang sering di sapa Mualem juga merupakan salah satu eks Kombatan GAM dan juga merupakan Panglima GAM seluruh Aceh yang saat itu mengganti sosok Abdullah Syafi’i.

Muzakir Manaf juga pernah menjabat sebagai Wakil Gubernur mendampingi Zaini Abdullah pada periode 2012 sampai 2017. Saat kepemimpinan Zaini Abdullah dan Muzakir Manaf, Aceh sendiri lebih berfokus pada tahap pembangunan, maka dari itu di masa kepemimpinan mereka disebut masa pembangunan Aceh.

Baca juga: Bustami Masuk Radar NasDem Sebagai Calon Gubernur Aceh

Muzakir Manaf sendiri menjabat sebagai Ketua Umum Partai Aceh dan juga menjabat sebagai Waliyul ‘Ahdi Wali Nanggroe. Ia juga merupakan sosok ideal dalam memimpin aceh di masa depan, dikarenakan memiliki koneksi di Pemerintahan Pusat.

Muzakir Manaf juga salah satu tokoh yang mengusung Prabowo Subianto pada pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2024.

Secara antropologis, pertarungan antara Ketua Umum Partai ini merupakan suatu fenomena dan kontes demokrasi dan sudah menjadi suatu tradisi lima tahun sekali.

Pertarungan antara eks Kombatan GAM dan mantan aktivis merupakan momen yang ditunggu-tunggu. Hingga saat ini Mualem belum menentukan siapa yang akan mendamping mereka dalam pertarungan menuju Aceh satu. Sementara Nazar belum memiliki koalisi pendukung untuk maju pada Pilkada mendatang karena SIRA yang gagal mendapatkan kursi DPRA pada Pileg lalu tidak dapat mengajukan calon.

Pertarungan menuju Aceh satu ini sudah menjadi fenomena dimana hanya dua kandidat ini yang di unggulkan. Dua kandidat tersebut memiliki masa yang cukup banyak. Muhammad Nazar memiliki basis massa dari kalangan aktivis, eks kombatan GAM, akademisi, hingga mahasiswa. Sementara Muzakir Manaf basisnya dari kalangan eks kombatan GAM, politisi, dan masyarakat kecil.

Jika merenung kembali, dua kandidat ini yang sangat ideal dan berpotensial dalam memimpin Aceh di masa yang akan mendatang. Maka dari itu masyarakat Aceh harus ikut berpartisipasi pada Pilkada Aceh mendatang untuk menentukan siapa yang pantas dalam memimpin Aceh di masa depan!
Artikel SebelumnyaTu Sop Kembali Dilantik, Ini Susunan Pengurus HUDA 2023-2028
Artikel SelanjutnyaSignal Maju Pilkada Makin Kuat, Ketua DPRA: Bustami Jangan Telikung Mualem

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here