Tingkat Inflasi Aceh Stabil di Bawah Rata-rata Nasional

inflasi aceh, Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Aceh, Ir. Mawardi, bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Rony Widijarto, saat menggelar Rapat Koordinasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Aceh tahun 2023, di Aula Eva Sky Hotel, Meulaboh, Senin (21/8/2023) malam. Foto: Humas.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Aceh, Ir. Mawardi, bersama Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Aceh, Rony Widijarto, saat menggelar Rapat Koordinasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Aceh tahun 2023, di Aula Eva Sky Hotel, Meulaboh, Senin (21/8/2023) malam. Foto: Humas.

Komparatif.ID, Meulaboh— Tingkat inflasi Aceh dalam gabungan kota Indeks Harga Konsumen (IHK) bulan Juli 2023 tercatat lebih rendah dibandingkan dengan angka inflasi nasional, baik dalam perbandingan bulanan (mtm) maupun tahunan (yoy).

Hal tersebut disampaikan oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Sekda Aceh, Mawardi, dalam Rapat Koordinasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) Aceh 2023 di aula Eva Sky Hotel, Meulaboh, Senin (21/8/2023) malam. Angka inflasi nasional mencapai 0,21 persen secara bulanan dan 3,08 persen secara tahunan.

“Inflasi kota gabungan IHK Aceh pada Juli 2023 terus menunjukkan perbaikan. Dalam perbandingan bulanan, inflasi terkendali pada 0,1 persen. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, angka inflasi di Aceh pada Juli 2023 masih tetap stabil, yaitu 2,02 persen secara tahunan,” ungkap Mawardi.

Mawardi menekankan bahwa pencapaian ini tidak terlepas dari kerja sama yang kuat serta kolaborasi semua pihak, terutama yang terlibat dalam Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Aceh.

“Kerja sama dan kolaborasi yang efektif dari semua elemen dalam TPID Aceh telah memberikan dampak positif dalam menghadapi perubahan harga pasar, yang merupakan inti dari upaya pengendalian inflasi. Ini memungkinkan kami untuk dengan cepat merespons situasi dengan program-program yang sesuai,” lanjutnya.

Baca juga: Ikut Pantau Inflasi, Bank Aceh Buka Booth di Pasar Sigli

Menurut Mawardi, kelompok pengeluaran yang paling berpengaruh terhadap inflasi pada bulan Juli 2023 adalah kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, yang memberikan kontribusi inflasi sebesar 0,86 persen. Diikuti oleh kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, serta kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki.

Mawardi menjelaskan bahwa kenaikan harga komoditas seperti cabe merah, beras, dan kentang menjadi faktor utama kenaikan inflasi pada kelompok Makanan bulan Juli 2023.

Mawardi juga mengumumkan bahwa Aceh Barat telah diberikan Dana Insentif Fiskal sebagai penghargaan atas kinerja pengendalian inflasi selama tahun ini, yang merupakan bagian dari program DIF 2023 Tahap I. Dia berharap pemberian dana insentif ini dapat mendorong kabupaten/kota lainnya untuk terus berkoordinasi dengan TPID Aceh dalam menyempurnakan program pengendalian inflasi.

“Merujuk pada data IHK minggu ketiga Agustus 2023, komoditas yang mulai mengalami kenaikan adalah daging ayam ras dan cabe merah keriting. Kita semua tentu berharap situasi kenaikan harga selanjutnya dapat diantisipasi dan ketergantungan terhadap daerah pemasok dapat dikurangi melalui penguatan industri pertanian dan peternakan serta Kerjasama Antar Daerah. Dengan demikian, inflasi bisa terus kita kendalikan,” pungkasnya.

Rapat Koordinasi GNPIP tahun 2023 juga dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Aceh, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, para bupati, wali kota, dan sejumlah instansi terkait lainnya.

Artikel Sebelumnya7.313 Jiwa Terkena Dampak Banjir di Aceh Tenggara
Artikel SelanjutnyaKisah Anak-anak Bireuen yang Kecanduan Narkoba

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here