Sebut Ijazahnya Ditahan Kampus, Bunga Tanjung Tipu Ayahnya Bertahun-Tahun

Sebut Ijazahnya Ditahan Kampus, Bunga Tanjung Tipu Ayahnya Bertahun-Tahun
Ilustrasi: Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Bandung- Sebut saja namanya Bunga Tanjung, yang berhasil menipu ayahnya, hingga sang ayah mengira Bunga Tanjung kuliah di Universitas Padjajaran, Bandung. Penipuan itu terbongkar kala sang ayah datang ke kampus hendak mengambil ijazah sang anak.

Kisah tersebut diceritakan oleh Dr. Ira Mirawati, S.Sos., M.Si. Dosen Program Studi Manajemen Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Cerita tersebut ditulisnya di Instagram @ibumira. Kisah itu disitat Komparatif.ID, Rabu (20/11/2024).
Begini kisahnya. 14 tahun lalu, kala Ira Mirawati masih berstatus dosen muda di Universitas Padjadjaran (Unpad).

Hari itu, 14 tahun lalu, ruang kerja Program Studi Manajemen Komunikasi, kedatangan seorang tamu. Seorang pria renta yang berpenampilan sangat sederhana. Pria yang sempat melepas sandalnya saat masuk ke ruang prodi, datang mengambil ijazah putrinya.

Baca jugaBangga! USK Jadi Kampus Terbaik ke-7 se-Indonesia

Bunga Tanjung mengaku kepada ayahnya bahwa ijazahnya ditahan karena belum revisi. Ira Mirawati dan teman-teman mengecek pangkalan data.

Hmm, boro-boro lulus, anak gadis sang pria ternyata hanya mengikuti mata kuliah setengah saja. setelah itu dia tidak pernah kuliah.

Sang bapak terkejut. Ia nyaris tidak percaya. Setiap hari Bunga Tanjung keluar rumah, dan mengatakan harus berangkat kuliah.

Demi sang anak menjadi sarjana, sang ayah bekerja siang dan malam, nguli di mana saja, supaya segala kebutuhan biaya pendidikan sang putri dapat dibayarkan. Setiap kali sang dara meminta uang kuliah, selalu diberikan. Ternyata, uang tersebut tidak pernah disetorkan kepada kampus. Uang itu dipergunakan entah untuk apa.

Pria itu menangis. Ia sangat kecewa. Pakaian kumalnya, raut wajah lelahnya, jaket cokelat kumal dan bertambal yang ia kenakan,sandal usangnya, semakin membuat tangisan itu terasa amat pilu.

Setelah puas menumpahkan kekecewaan dan kehancuran jiwa, ia pun pamit. Ira mengantar sampai ke tempat parkiran. Di sana, ia semakin melankolis. Bapak itu datang mengendarai Vespa sangat tua yang sangat susah dinyalakan.

Air mata yang coba ia bendung, akhirnya tumpah setelah pria itu berlalu. Ira tidak pernah membayangkan bila ada anak yang begitu tega menipu.

“Saya masih ingat raut wajahnya. aah tuh kan, saya nangis lagi mengingatnya,” tulis Ira.

Artikel SebelumnyaPelarangan Microphone Tambahan Dibuat Setelah Debat Ricuh
Artikel SelanjutnyaKIP Aceh: Debat Ketiga Tidak Akan Dilanjutkan
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here