Komparatif.ID, Jambi—dokter Dwi Fatimah Yen (29) tewas kecelakaan tunggal di jalan lintas timur Jambi-Riau, Jumat (30/3/2024) malam pukul 230.53 WIB. Dokter Dwi Fatimah Yen terpaksa melarikan diri mengendarai mobilnya Daihatsu Ayla, karena dikejar massa dan polisi.
Tak ada angin tak ada hujan, tiba-tiba dokter Dwi Fatimah Yen tiba-tiba diuber massa dan polisi. Perempuan muda tersebut diteriaki maling mobil oleh sejumlah orang yang memburunya dengan beringas.
Saat sedang menyetir mobil dalam keadaan kencang, Dwi Fatimah Yen sempat menelepon ayahnya memberi tahu dirinya diuber massa karena dituding sebagai pencuri mobil.
Baca:Mengaku Dibegal, Ternyata Dara di Aceh Barat Alami Kecelakaan Tunggal
Karena dilanda ketakutan, Fatimah akhirnya menabrak dua tiang listrik dan ruko milik warga. Dokter muda itu meninggal di tempat.
Peristiwa itu bermula tatkala sejumlah pengendera sepeda motor mengejar mobil Daihatsu Ayla yang disopiri oleh Dwi Fatimah Yen. Mobil itu melaju kencang dan melintas di Simpang Sekolah Polisi Negara (SPN) Desa Pondok Meja, Kecamatan Mestong, Muaro Jambi.
Para pelaku pengejaran berteriak bahwa mobil itu dicuri. Polisi yang melihat ikut-ikutan mengejar.
Berkali-kali polisi meminta sopir menghentikan laju Daihatsu Ayla, tapi tidak digubris.
Mungkin karena panik tiba-tiba diburu oleh sejumlah orang dan polisi, Dwi takut berhenti dan kemudian kehilangan kontrol. Ia pun menabrak tiang listrik dan ruko warga. Perempuan itupun mengembuskan nafas terakhir.
Ayah korban –yang tidak disebutkan namanya—menolak anaknya disebut pencuri mobil. Daihatsu Ayla yang dikendarai oleh korban pada malam kejadian, merupakan mobil milik sang ayah yang dibeli atas nama anaknya yang lain yaitu dokter Ika Puji Astuti.
“Anak saya [Dwi Fatimah Yen] sempat menelepon saya dengan suara penuh ketakutan. Dia mengatakan ada yang mengejar dirinya,” kata sang ayah dengan wajah penuh duka.
Dia mengatakan korban yang meninggal merupakan anak kedua.
Sang ayah berharap polisi mengusut tuntas kasus tersebut. Para pelaku yang meneriaki anaknya maling mobil, supaya dihukum dengan hukuman yang adil. Saya minta diusut tuntas,” katanya.
Ia juga meminta nama anaknya dibersihkan. Almarhumah bukan pencuri mobil, tapi korban kejahatan manusia yang memfitnah putrinya sebagai pencuri.
Kasat Lantas Polres Muaro Jambi Iptu Nurul Lalili, mengatakan saat kejar-kejaran itu, ada petugas yang melihat sehingga diberikan imbauan melalui pengeras suara dan sirine. Mereka meminta korban menghentikan laju mobil. Tapi tidak digubris.
Disadur dari: jambiindependent.co.id