Kak Nur Bumbu Aceh Merepet Ada PNS Beli Bumbu Daging Rp5000

bumbu aceh
Seorang pedagang bumbu Aceh di Pasar Subulusalam menyindir pembeli yang membeli bumbu daging Rp5000. Ilustrasi dikutip dari Tribun.

Komparatif.ID, Subulussalam—Kak Nur, pemilik akun Tiktok Kak Nur Bumbu Aceh, yang berjualan di Pasar Subulussalam, membuat sebuah video yang memprotes perilaku pembeli yang sering membeli bumbu ayam dan bumbu daging kepadanya dengan harga Rp3000 hingga 5000 rupiah. Menurut Kak Nur, dengan uang sekecil itu, tak pantas pembeli meminta bumbu Aceh.

Dalam sebuah video yang disitat Komparatif.ID, Jumat (11/10/2024) Kak Nur menumpahkan uneg-unegnya. Dia menumpahkan isi hatinya, karena merasa pembeli bumbu Aceh, tidak menggunakan perasaan saat membeli bumbu giling.

Tiktoker Kak Nur Bumbu Aceh, menyebutkan dia bekerja keras membuat bumbu. Memang yang dia jual semuanya sudah digiling. Tapi untuk sampai menjadi bumbu yang sudah digiling, bukan pekerjaan mudah. Tangannya sampai rusak karena mengupas bawang.

Baca: Chef Juna Puji Kelezatan Mi Aceh dan Ayam Tangkap

Dalam video itu Kak Nur Bumbu Aceh memulai narasi video dengan kalimat satir. Dia menyebutkan lapak tersebut menjual bumbu Aceh Pidie. Pembeli –sesungguhnya– tidak membeli bumbu Aceh Pidie, tapi membeli bumbu asal-asalan.

“Ini bumbu ya, bukan main-main. Bukan sampah yang saya giling. Ongkos kopek bawang aja tak bisa pulang uang. Udah busuk tangan saya. Jelek tangan saya, sering dikomen tangan saya jelek. Kenapa tangan saya jelek? Karena saya kopek-kopein bawang. Jangan piker jualan alat bumbu tidak ada mengopek bawang ya. Ongkos kopek bawang saja tidak pulang kalau saya upahkan,” kata Kak Nur.

Dalam pernyataan itu dia bermaksud menyampaikan harga bumbu sudah tidak cocok lagi dijual murah. Dia butuh energi besar menyiapkan semua bumbu-bumbu itu. Bila diukur, biaya lelahnya saja tidak terbayarkan. Konon lagi tatkala bumbu yang ia jual ditawar murah oleh pembeli.

Dia melanjutkan, siapa saja tidak diperkenankan lagi membeli bumbu giling yang ia jual dengan harga murah. Harga barang telah naik, tidak cocok lagi bila bumbu yang ia jual dibeli dengan uang Rp3000 sampai 5000 rupiah.

“Siapapun yang lihat Tiktok Aku, jangan minta bumbu ayam bumbu daging ya lima ribu. Ini gak main-main ini. Hidup dalam masyarakat harus ngomong kasar. Kita bukan menyurik ya. Umumnya tahu harga barang naik. Barang bukan turun, naik. Makin hari makin naik barang, ke depan makin maju kota ya,” katanya,dengan kalimat penuh satir.

Mulutnya terus merepet. Kali ini dia semakin mempertegas kepada siapa kalimat satir nan sarkas tersebut ditujukan. Ternyata kepada PNS yang membeli bumbu di tempatnya dengan nominal sangat kecil. Zaman dulu gaji pegawai Rp200 ribu. Mereka membeli bumbu Rp500. Menurut Kak Nur, uang Rp500 di zaman dulu sangat berharga. Akan tetapi uang Rp5000 saat ini, dengan gaji PNS lima sampai enam juta rupiah, tentu tidak cocok lagi.

“Pegawai jaman dulu gaji 200 ribu. 500 berharga uang dulu. 5000 sekarang? Sekarang pegawai di atas lima juta gaji, enam juta lima juta gaji, lima ribu dia mintak bumbu saya. Sesuai apa nggak? Ini biar dengar semua orang ini. Saya mau masukkan ke Tiktok ini. Jangan ulok-ulok beli barang sama saya. Bukan sampah saya giling,” kata perempuan itu.

Perempuan tersebut mengatakan uang Rp5000 tidak lagi cocok membeli bumbu ayam dan bumbu daging. Karena nominal sebesar itu saat ini hanya jajan murid Taman Kanak-kanak (TK).  Harga bahan baku sudah sangat mahal. Belum lagi ditambah ongkos produksi dan margin.

“Memang ini bumbu jadi ya. Bukan sampah ini! Biar tau kalian. Biar didengar semua orang ini. Ini saya bukan nyuri ini. Masuk penjara saya siap kalau saya sudah keluar suara. Bukan main-main ini harga barang ini. Jangan sepele-sepele, wajah saya jelek minta harga barang saya sepele-pele. Siapapun yang nengok Tiktok saya, jangan minta bumbu dageng bumbu ayam lima ribu ya. Ini kubilang ni, udah sereng saya bilang jangan buat ulok. Atas nama orang Aceh bukan Aceh sama jugak. Minta bumbu harga lima ribu. Apa uang lima ribu? anak TK aja jajan sekarang lima ribu,” kata Kak Nur.

Di Pasar Subulussalam, lapak dagangnya mudah ditemukan. Dia memasang plang dengan tulisan: Bumbu Aceh Pidie, Inilah Bumbu Aceh Yang Sudah Terkenal Di Pajak Subulussalam Dari Tahun 1997.

Bagi kamu yang penasaran omelan Kak Nur, ayo belanja bumbu giling ditempatnya.

Artikel SebelumnyaWasit Ahmed Al Kaf Bantu Bahrain Imbang Lawan Indonesia
Artikel SelanjutnyaKerkhof Peucut, Pusara Ribuan Serdadu Belanda di Pusat Banda Aceh

1 COMMENT

  1. Haha, jangan ulok-ulok. beli-beli bumbu kak nur. mungkin kak nur perlu seperti pak polisi merepet, biar dagangannya laku.

    Buat akun tiktok baru atau ganti nama tiktok jadi “kak nur merepet” atau “bumbu merepet” bikin makanan dengan bumbu dari kak nur, bikin orang jadi suka merepeeeeeet.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here