Setiap 1 Pekan, 11 Ribu Sisir Pisang Salah Sirong Jaya Diangkut ke Jakarta

Setiap 1 Pekan, 11 Ribu Sisir Pisang Salah Sirong Jaya Diangkut ke Jakarta
M. Nur bersama Ir. Razuardi,M.T, di gudang pisang miliknya. Setiap pekan M. Nur mengirim 11 ribu sisir pisang ke Jakarta. Foto: Komparatif.ID/Muhajir Juli.

Komparatif.ID, Bireuen– Dari Salah Sirong Jaya, Kecamatan Jeumpa, setiap pekan 11 ribu sisir pisang diangkut ke Jakarta.

M. Nur, seorang wiraswasta yang bermukim di Gampong Salah Sirong Jaya, berbagi kisah bisnis saat dikunjungi Ir. Razuardi,M.T, Kamis (7/11/2024) sore. Pria yang sebelumnya merupakan pekerja pengumpul batu gajah tersebut, kini telah berhasil berbisnis jual beli pisang.

Warga Salah Sirong Jaya dan sekitarnya, sejak M. Nur membuka usaha, sudah semakin dekat menjual hasil panen kebun pisang.

M. Nur pun pebisnis yang memiliki jiwa filantropis. Ia membeli Rp7000 per sisir dari petani. Kemudian menjual kembali ke pengumpul besar dengan harga Rp8.500 per sisir.

Harga jual ke pengepul besar, setelah pisang itu dikemas dan ditata ke dalam truk intercooler. Truk intercooler itu datang seminggu dua kali. Dalam satu trip, pisang yang diangkut mencapai 5.500 sisir.

Baca juga: Pisang Sale Simpang Beutong, dari Limbah Menjadi Anugerah

“Sekarang pengiriman sudah seminggu dua kali, Pak, mengingat produksi dari petani lumayan bagus,” kata lelaki ramah itu kepada Razuardi.

Di gudang pisang, ia mempekerjakan enam tenaga kerja. Setiap proses muat ke dalam truk, membutuhkan waktu hingga 24 jam.

“Setiap kali pengepakan ke dalam intercooler, saya menggunakan enam orang tenaga kerja, Pak,” kata M. Nur.

Setelah proses muat selesai, truk segera berangkat. Perjalanan ke Jakarta membutuhkan waktu tiga hari tiga malam.

“Karena waktu tempuh mencapai tiga hari tiga malam, pengaturan pisang dalam bak angkutan juga mesti aman, supaya tidak mudah rusak,” jelasnya.

Kehadiran M. Nur di sana, disambut gembira petani pisang. Jarak tempuh menjual hasil kebun tersebut tidak lagi jauh. Apalagi, M. Nur membeli pisang dengan harga yang stabil.

Seorang sopir double cabin, yang menjadi tukang langsir partai besar mengatakan, dia mendapatkan upah Rp1.200 per tandan.

Razuardi menjelaskan, rakyat selalu kreatif. Mereka mandiri demi bertahan hidup. Pemerintah perlu mendukung dengan cara membangun atau membenahi infrastruktur seperti jalan, membekali petani dengan pengetahuan tentang pertanian, dan lain-lain.

Razuardi juga berharap M. Nur semakin sukses dengan bisnis yang digelutinya. Semoga kelak, menjadi salah satu eksportir pisang yang beralamat di Salah Sirong Jaya.
Artikel Sebelumnya67% Orang Melarat di Indonesia Habiskan Uang untuk Judi Online
Artikel SelanjutnyaPengurus DWP Adwil Kemendagri Borong Produk Lokal Aceh Tengah
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here