Komparatif.ID, Bireuen– Mimpi Nova bin Syamaun menjadi anggota DPRK Bireuen akhirnya maujud. Ia telah disumpah dilantik pada Senin (2/9/2024) di Ruang Paripurna DPRK Bireuen, bersama 39 orang lainnya.
Nova merupakan putra dari pasangan Mukim Maun (Syamaun) dan Ti Jariah, yang bermukim di Juli, Bireuen.
Nova sudah lama bergabung di Golkar. Mengikuti jejak ayahnya yang dikenal sebagai politisi Golkar dan tokoh tradisional di Juli.
Sang ayah yang dikenal luas dengan panggilan Mukim Maun, sosok yang melegenda di Bireuen. Pemimpin rakyat sekaligus politikus yang memiliki banyak jasa untuk masyarakat.
Nova sudah dua kali maju sebagai calon wakil rakyat, mewakili daerah pemilihan Julu-Jeumpa. Bila dulu buntung, maka pada Pileg 2024 dia beruntung. Atas capaiannya, keluarganya menggelar syukuran.
Pria yang juga akademisi di Universitas Almuslim dan Universitas Islam Kebangsaan (Uniki) Bireuen, sejak muda tertarik pada dunia politik. Setelah lulus kuliah di Universitas Gunadarma, Jakarta, ia pulang kampung.
Berbekal gelar Sarjana Ekonomi, Nova mengabdi di Universitas Almuslim, yang kala itu dipimpin oleh Dr. Amiruddin Idris, politisi Golkar yang kemudian berlabuh ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Baca juga: Cerita dari Kedai Kopi Tua di Negeri Reubèe
Sembari bekerja, Nova melanjutkan kuliah magister di Universitas Malikussaleh, Lhokseumawe. Ia menamatkan pelajarannya dengan gelar Magister Sains Manajemen (M.S.M).
Meski Amiruddin Idris telah pindah perahu,Nova tak ikut. Baginya Golkar adalah identitas politik. “Golkar rumah politik saya,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Pria organisatoris yang aktif di Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Bireuen, Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Bireuen, dan juga aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Bireuen, menjunjung tinggi Golkar sebagai idealisme, jalan politik, serta cara pandang.
Ia mengaku bangga menjadi politisi Golkar. Konon lagi telah berhasil menjadi anggota DPRK Bireuen mewakili Partai Golkar. Kebanggaannya berkali-kali lipat.
Beberapa jam sebelum pelantikan, ia dan istrinya– Agustina– menyempatkan diri melakukan ziarah ke pusara Teungku Syamaun. Di sana mereka memanjatkan doa supaya mendiang Mukim Maun diberikan ampunan atas kekurangannya selama hidup di dunia.
Setelah ziarah makam, keduanya melakukan upacara sujud syukur mencium lutut ibunda; Hj Ti Jariah. Sang Bunda memberikan dukungan untuknya dan Agustina supaya selalu mulus jalannya dalam menapaki jalur kehidupan.