Komparatif.ID, Bireuen– Waduk Lhok Bate yang berada di Gampong Seuneubok Lhong, Kecamatan Jeumpa, Bireuen, menanti sakaratul maut. Hingga Minggu (3/11/2024) pendangkalan Waduk Lhok Batee telah mencapai 70 persen.
Waduk Lhok Batee ketika masih prima, mampu mengairi 50 hektare sawah dan 60 hektare lahan pertanian dan perkebunan di empat gampong yaitu Gampong Seuneubok Lhong, Gampong Kuta Meuligoe, Gampong Paloh Panyang, dan Blang Rheum.
Tapi sejak 2018, pendangkalan akibat sedimentasi, menyebabkan Waduk Lhok Batee perlahan pamit melayani warga di empat desa.
Sejak saat itu, petani sawah, mulai mengandalkan hujan sebagai sumber air. Dengan kondisi saat ini yang sering mengalami kekeringan panjang, petani padi terpaksa berpangku tangan.
Baca juga: Gunong Goh, Puncak Keramat Tempat Para Aulia
Ketua Tuha Peut Gampong Seuneubok Lhong, Kecamatan Jeumpa, Teungku Azhari, S.Pd.I, menyebutkan pendangkalan karena erosi lahan pertanian di sepanjang empat sungai kecil yang menjadi pemasok air waduk alam tersebut.
“Waduk tersebut luasnya 10 hektare. Sebelum 2018 menjadi penyedia air untuk sawah di empat gampong di sini. Akan tetapi sejak 2018, debit air perlahan berkurang. Penyebab utama karena sedimentasi,” kata Azhari.
Ia mengatakan warga di empat desa sangat berharap pemerintah segera turun tangan. Karena petani mulai menjerit bila musim tanam tiba.
“Karena daya tampung waduk yang telah menciut hingga 70 persen, sehingga air yang mampu disimpan sangat sedikit. Kondisi saat ini sudah seperti bentangan sawah. Isi waduk telah digantikan oleh rumput,” katanya.
Tokoh masyarakat setempat, Razali, juga memberikan pendapat. Ia mengatakan bila waduk tersebut dinormalisasi, akan memberikan dampak positif untuk masyarakat. Selain dapat menghidupkan kembali sawah supaya produktif, juga membuka objek wisata.
“Kami telah mengimbau warga supaya menjaga lahannya, agar sedimentasi waduk tidak bertambah parah. Kami juga berharap Pemerintah Provinsi Aceh dan Pemkab Bireuen, melakukan normalisasi waduk,” katanya berharap.