Sapi punganur merupakan sapi terkecil di dunia. Berasal dari Distrik Chittor, Negara Bagian Andhra Pradesh, India. Sapi punganur merupakan sapi paling lucu dan sering dipelihara di dalam rumah.
Sapi punganur merupakan sapi langka yang ada di Tenggara Dataran Tinggi Deccan, India. Meski bertubuh kecil, tapi dalam soal produktivitas susu, patut diacungi jempol. Tiap sapi punganur betina dewasa bisa menghasilkan lima liter susu per hari. Keren bukan?
Menurut catatan sejarah, sapi mini tersebut pertama kali di bawa ke kawasan itu pada abad ke-15 oleh Raja Vijayanagara. Sapi ini diyakini berasal dari keturunan sapi ongole, dan bercampur dengan sapi sahiwal dari Pakistan.
Baca: Sejarah Orang Aceh Makan Jeroan Sapi
Tinggi rata-rata 70 sampai 90 centimeter, dengan berat rata-rata 115-200 kilogram. Sapi ini memiliki dahi lebar dan tanduk pendek berbentuk bulan sabit dan sering longgar. Sapi ini memiliki ekor panjang tipis, dan punuk kecil.
Sapi punganur berwarna putih, abu-abu muda, dan ada juga coklat muda, coklat tua, dan merah.
Sebagai hewan ternak, punganur cow juga jenis sapi yang ramah dan mudah dirawat. Mereka mampu beradaptasi dengan cuaca ekstrim serta memakan pakan seperti rumput kering, jerami, dan lain-lain. Setiap ekornya hanya membutuhkan lima kilogram pakan per hari.
Karena hidup di India yang menjadikan sapi sebagai hewan suci yang dilarang untuk disembelih, maka sapi punganur hanya dimanfaatkan susu dan tenaganya saja.
Susu sapi tersebut mengandung 8 persen lemak, mengandung asam lemak omega, kalsium, kalium, dan magnesium.
Susu sapi punganur juga disebut memiliki kandungan obat, sehingga seringkali dijadikan ghee, mentega, dan dadih.
Di Chittor, sapi tersebut dipelihara di dalam rumah, laiknya kucing dan anjing. Bukan hanya satu, bahkan beberapa ekor. Karena keramahannya, sering dijadikan teman bermain anak-anak di dalam rumah.
Saat ini jumlahnya sudah semakin sedikit dan terancam punah. Karena jumlahnya yang sedikit, tidak ada pengakuan secara resmi bila sapi terkecil di dunia tersebut merupakan jenis sapi.
Untuk melestarikan sapi itu, Stasiun Penelitian Ternak Palamaner Distrik Chittor yang merupakan bagian dari Universitas Kedokteran Hewan SV melakukan upaya konservasi dan pengembangbiakan.
Sejumlah organisasi swadaya masyarakat, dan petani di sana juga melakukan upaya pelestariannya.
Disadur dari: a.indiatimes.com.