Pendidikan Vokasi Didukung 58 % Orangtua Siswa

pendidikan vokasi
Ina Liem, peneliti dan pemerhati dunia pendidikan di Indonesia. Foto: Dok. Kemendikbud.

Komparatif.ID, Jakarta—58% orang tua setuju dan mendukung pendidikan anaknya dilanjutkan ke pendidikan vokasi. Hal ini menunjukkan keberhasilan transformasi pendidikan vokasi melalui Merdeka Belajar yang selama ini dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Data tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan Ina Liem, seorang pemerhati pendidikan sekaligus konsultan pendidikan di Indonesia, yang dirilis Senin (10/6/2024).

Dalam riset yang dilakukan oleh Ina Liem, orang tua peserta didik sangat sepakat bahwa anak-anak mereka diberikan pendidikan bidang vokasi, supaya lebih siap dalam menyambut dunia kerja.

Baca: Gunakan AI, Kominfo & Google Sepakat Berantas Judi Online

Orang tua peserta didik secara umum setuju bila pendidikan putra-putri mereka dilanjutkan ke pendidikan vokasi.

Ada dua alasan mengapa mereka setuju. Pertama, lulusan pendidikan vokasi cenderung mendapatkan pekerjaan yang lebih cepat.

Kedua, alasan terbesarnya yaitu metode pembelajaran yang lebih praktikal dan langsung di lapangan, atau kerap dikenal sebagai project based learning (PBL).

Menanggapi hasil temuan tersebut Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, Kemendikbudristek, Kiki Yuliati, mengatakan bahwa temuan ini mendukung inovasi dan kebijakan Merdeka Belajar yang digaungkan oleh Kemendikbudristek dalam menyiapkan para siswa, mahasiswa, dan tenaga pendidik untuk lebih merdeka.

”Temuan ini sejalan dengan komitmen kami untuk menyiapkan lulusan vokasi yang sesuai dengan keahlian yang dibutuhkan di dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Selain itu, hal ini juga dapat mendukung para pelajar Pendidikan Vokasi dan dapat mendukung pengembangan karakter Profil Pelajar Pancasila,” ujar Kiki Yuliati.

Kiki menambahkan bahwa Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi telah melakukan sejumlah inovasi dan kebijakan terhadap pendidikan vokasi.

“Kami telah bekerja sama dengan para mitra DUDI melalui program Business Matching, ruang interaksi antara pelaku industri dan satuan pendidikan vokasi. Inovasi ini memberikan kesempatan bagi pelajar untuk memperlihatkan potensi yang dimiliki, dan dapat menjadi mitra sebagai pekerja di perusahaan tersebut,” tambah Kiki.

Selain itu, terdapat program upskilling dan reskilling yang terus dilakukan kepada para pengajar dan tenaga pendidik agar sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan industri terkini. Pelatihan ini dilakukan mengingat para pengajar dan tenaga pendidik akan mengajarkan ilmunya kepada para siswa pendidikan vokasi.

Pelatihan tersebut sejalan dengan program Merdeka Belajar episode ke-20: Praktisi Mengajar, di mana Kemendikbudristek berkomitmen untuk memberikan solusi dalam mendukung transformasi perguruan tinggi, termasuk perguruan tinggi vokasi. Melalui Praktisi Mengajar, institusi pendidikan akan melibatkan praktisi dalam perencanaan maupun proses pembelajaran, sehingga dapat lebih optimal.

Selanjutnya, para guru, dosen, ataupun tenaga pendidik juga akan memperoleh pengetahuan terbaru tentang dunia industri. Para pelajar pun dapat bertatap muka langsung dengan para praktisi yang bergabung.

”Melalui program Merdeka Belajar, kami juga berharap, para lulusan pendidikan keahlian bidang juga dapat menjadi bagian dari industri untuk menjamin bisnis tetap berjalan dan berkembang.

Oleh karena itu, kami terus meningkatkan relevansi pendidikan keahlian bidang dengan kualitas yang dibutuhkan bagi dunia industri. Harapannya, hal ini dapat meningkatkan kapasitas dan kualitas para lulusan pendidikan tersebut yang kompetitif dan menjadi profesional di bidang pekerjaan yang diminati,” tutup Kiki.

Artikel SebelumnyaBustami Tekankan Pentingnya Akses Kesehatan Berkualitas
Artikel SelanjutnyaBecak Gratis untuk Ramadhan dari Bank Aceh
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here