Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) mencatat adanya penurunan yang signifikan jumlah kejadian bencana alam di Aceh selama periode Januari hingga Juni 2024.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana BPBA, Fadmi Ridwan, menyebutkan pada periode tersebut terjadi 99 kejadian bencana. Turun dratis dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 219 kejadian pada periode yang sama.
Fadmi menjelaskan kebakaran permukiman menjadi bencana yang paling sering terjadi dengan total 39 kejadian yang menghanguskan 187 rumah. Dua orang dilaporkan meninggal dunia dan kerugian material mencapai Rp55,8 miliar.
“Kebakaran permukiman menjadi bencana yang paling sering terjadi, dengan total 39 kejadian yang menghanguskan 187 rumah. Dua orang dilaporkan meninggal dunia dan kerugian mencapai Rp55,8 miliar,” tutur Fadmi dalam keterangan pers pada Rabu (3/7/2024).
Meskipun jumlah kejadian bencana mengalami penurunan drastis dari tahun sebelumnya, BPBA tetap meminta masyarakat untuk waspada dan meningkatkan upaya mitigasi bencana.
Selain kebakaran permukiman, penurunan yang mencolok juga terjadi pada kejadian kebakaran hutan dan lahan (karhutla), yang turun dari 47 kejadian pada semester pertama 2023 menjadi hanya 18 kejadian pada 2024.
Baca juga: Mengapa Masih Hujan Meski Sudah Musim Kemarau?
BPBA terus berupaya dalam penanggulangan bencana dengan melibatkan seluruh pihak terkait, termasuk pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan partisipasi dalam mitigasi bencana.
“Dengan mendorong pemberdayaan masyarakat, BPBA berharap dapat membentuk komunitas yang tanggap terhadap bencana dan mampu mengelola lingkungan mereka dengan baik,” lanjutnya.
Rincian kejadian bencana di Aceh selama Januari hingga Juni 2024 meliputi kebakaran permukiman sebanyak 39 kali dengan 187 rumah terbakar, banjir 23 kali dengan 61 rumah terdampak, kebakaran hutan dan lahan 18 kali dengan kerugian mencapai Rp11 miliar, angin puting beliung 12 kali dengan 27 rumah rusak, longsor lima kali dengan lima rumah terdampak, banjir bandang satu kali, dan gempa bumi satu kali.
Bencana-bencana ini juga mengakibatkan kerusakan pada beberapa fasilitas penting seperti enam sarana pendidikan, empat sarana ibadah, 18 rumah toko (ruko), serta kerusakan pada jembatan dan jalan akibat banjir dan longsor.
Fadmi Ridwan mengungkapkan meskipun penurunan jumlah kejadian bencana memberikan kabar baik, upaya penanggulangan dan kesiapsiagaan tetap harus ditingkatkan.
BPBA berkomitmen untuk terus melakukan edukasi kepada masyarakat mengenai pentingnya mitigasi bencana dan langkah-langkah pencegahan yang bisa diambil untuk mengurangi risiko bencana.
Ia juga menekankan pentingnya kerjasama antara pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan warga dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tanggap terhadap bencana.