Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh merilis data pada September 2024, Provinsi Aceh mencatatkan deflasi sebesar 0,52 persen, lebih rendah dibandingkan deflasi pada periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya mencapai 0,25 persen.
Secara tahunan, inflasi di Aceh berada di angka 1,50 persen, juga lebih rendah dibandingkan dengan September 2023 yang tercatat 2,47 persen.
Hal tersebut dipaparkan Ketua BPS Aceh Kepala BPS Aceh Ahmadriswan Nasution pada Rilis Resmi Statistik yang digelar oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh pada Selasa (1/10/2024).
Ahmadriswan menuturkan penurunan harga di sektor Perumahan, Air, Listrik, dan Bahan Bakar Rumah Tangga menjadi faktor utama penyumbang deflasi Aceh pada September 2024, dengan penurunan tarif air minum dari Perusahaan Air Minum (PAM) sebagai komoditas yang paling berpengaruh.
Namun, kelompok Minuman dan Tembakau menjadi kontributor terbesar inflasi tahunan, dengan kenaikan harga sigaret kretek mesin, beras, cabai rawit, dan gula pasir sebagai komoditas utamanya.
Secara nasional, inflasi di Aceh tercatat lebih rendah dari rata-rata. Inflasi tahunan Aceh berada pada angka 1,50 persen, sementara inflasi nasional mencapai 1,84 persen. Perkembangan ini memberikan sinyal positif terhadap stabilitas harga di Aceh, yang diharapkan dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi daerah.
Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA saat membuka kegiatan secara virtual dari Kota Sabang menyebut, pemahaman terhadap data statistik sangat krusial dalam merumuskan kebijakan yang berorientasi pada kesejahteraan masyarakat.
Baca juga: [Infografis] BPS: Perekonomian Aceh Tumbuh 5,60 Persen
Ia menekankan data yang disediakan oleh BPS bukan sekadar informasi, melainkan fakta yang merefleksikan situasi yang dinamis. Safrizal juga mengingatkan kondisi tersebut bisa berubah setiap bulan dan menjadi dasar bagi pemerintah untuk memprediksi arah perkembangan ke depan.
“Data BPS ini bukan hanya sekadar data, tetapi fakta yang menunjukkan situasi yang dinamis. Setiap bulan situasinya berubah dan kita bisa memprediksi arah perkembangan ke depan,” kata Safrizal.
Sementara itu, Asisten II Setda Aceh, Zulkifli yang mengikuti acara secara langsung dari kantor BPS Aceh mengatakan, kebijakan pemerintah ke depan tetap berpihak pada kesejahteraan masyarakat, dengan memanfaatkan data statistik sebagai landasan dalam pengambilan keputusan.
“Kami yakin data-data ini akan membantu meningkatkan perekonomian Aceh, dan kami berharap agar kebijakan yang diambil pemerintah ke depannya terus berpihak pada kesejahteraan masyarakat,” ujar Zulkifli.
Acara ini diharapkan menjadi awal dari kolaborasi yang semakin erat antara BPS dan pemerintah Aceh dalam mengawal akselerasi pembangunan, serta mendukung kebijakan berbasis data yang tepat dan akurat.