Komparatif.ID, Banda Aceh— Wilayah Aceh Besar diguncang sebanyak 47 kali gempa bumi sejak 30 Maret hingga 1 April 2025 akibat pergerakan Sesar Seulimeum.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa pertama terjadi pada Minggu (30/3/2025) pukul 09.58 WIB dengan magnitudo 5,2, diikuti 46 gempa susulan dengan intensitas bervariasi.
Kepala BMKG Stasiun Geofisika Aceh Besar, Andi Azhar Rusdin, menjelaskan hingga 1 April pukul 13.00 WIB, gempa susulan terus terjadi dengan magnitudo maksimum 5,2 dan minimum 1,2.
“Jadi pola pergerakan sesar besar Sumatera, salah satunya di patahan Seulimeum, itu memiliki pola pergerakan patahan mendatar menganan,” katanya dalam keterangan resmi, Selasa (2/4/2025).
Baca juga: Gempa Bumi Magnitudo 5,4 Guncang Banda Aceh
Pergerakan ini terjadi ketika dua bidang batuan saling bergesekan secara horizontal akibat gaya gesekan yang membuat lempeng-lempeng bergerak berlawanan arah. Sesar Seulimeum sendiri berada di jalur timur yang melintasi lereng barat Gunung Seulawah Agam hingga membelah Pulau Weh.
BMKG menegaskan gempa susulan yang terjadi hingga puluhan kali merupakan hal yang normal pascagempa utama.
Menurut Andi, gempa susulan merupakan wujud dari proses kembalinya posisi batuan di bawah permukaan bumi yang telah bergeser akibat gempa sebelumnya. Meski demikian, ia mengingatkan bahwa aktivitas seismik ini tetap menjadi ancaman bagi masyarakat setempat.
BMKG menegaskan gempa bumi belum dapat diprediksi secara pasti, baik dari segi waktu, kekuatan, maupun lokasinya. Karena itu, kesiapsiagaan masyarakat serta ketahanan infrastruktur menjadi faktor utama dalam menghadapi ancaman gempa.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan tidak mudah panik saat terjadi gempa. Selain itu, warga diminta tidak terpancing oleh informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan dan hanya mengacu pada sumber resmi seperti BMKG dan BPBD setempat agar terhindar dari hoaks yang dapat memicu kepanikan.