Komparatif.ID, Banda Aceh– Ir. Teuku Alaidinsyah,M. Eng, meninggal dunia pada Minggu (7/7/2024). Mantan Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Aceh tersebut meninggal pada usia 62 tahun.
Teuku Alaidinsyah dikenal publik secara luas pada Pilkada Aceh 2017. Kala itu dia mendampingi mantan Menteri Pertahanan Gerakan Aceh Merdeka Jenderal TNA Zakaria Saman, yang maju dari jalur independen.
Saat itu Zakaria Saman berani memilih Ir. Teuku Alaidinsyah,M. Eng, sebagai wakil, karena dosen Universitas Syiah Kuala tersebut berani membuat 30 butir komitmen membangun Aceh.
Namanya mencuat ke publik, hingga menerobos kampung-kampung. Zakaria Saman telah “mengantarkan” Teuku Alaidinsyah ke pelosok Serambi Mekkah yang belum pernah ia jelajahi.
Ir. Teuku Alaidinsyah, M. Eng, merupakan pria kelahiran Aceh Besar pada 24 Agustus 1962. Pada Oktober 1988 dia diangkat sebagai dosen di Fakultas Teknik Unsyiah.
Baca juga: Teuku Nyak Makam, Hidup Mulia dan Mati Syahid
Dia diangkat sebagai dosen di Unsyiah –sekarang USK– setelah menamatkan pendidikan sarjana di Universitas Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur.
Tidak begitu lama mengajar di USK, Darussalam, Teuku Alaidinsyah melanjutkan kuliah jenjang magister ke Toyohashi University of Technologi Japan. Di negeri Samurai itu, dia lulus tahun 1998 dalam bidang housing and environment.
Selama menjadi dosen teknik, ia juga mengembangkan karirnya di luar kampus. Termasuk mendirikan dan menjadi chairman di PT Citra Graha Pratama Nusantara, yang berkantor di Seutui, Baiturrahman, Banda Aceh.
Sebagai akademisi dan praktisi, Teuku Alaidinsyah juga berkiprah di dunia sosial kemasyarakatan. Ia mengabdikan diri di Palang Merah Indonesia (PMI) Provinsi Aceh.
Ia pertama kali memimpin PMI Aceh pada 2010 hingga 2015. Kemudian dipilih kembali pada 2015 dalam sebuah Musyawarah Provinsi Aceh yang keenam kali, pada Sabtu (11/12/2025). Dalam Musprov tersebut ia unggul dari kompetitornya Kamaruzzaman Hugny.
Tapi pada Oktober 2020, dia dicopot dari jabatannya oleh Ketua Umum PMI Jusuf Kalla. Dia dinilai tidak lagi sinkron dengan visi dan misi PMI dalam menghadapi Covid-19 yang melanda dunia kala itu.
Kini ia telah kembali ke haribaan Ilahi. Meninggalkan banyak kenangan dan sumbangsihnya kepada Aceh melalui karyanya di Fakultas Teknik USK, dan PMI Aceh.
Selamat jalan, Ampon Alaidinsyah.