Komparatif.ID, Jakarta— Polisi Militer Kodam Jayakarta (Pomdam Jaya) terus mendalami kasus penculikan yang menimpa seorang pemuda asal Bireuen oleh tiga anggota TNI. Penyelidikan menunjukkan kejadian ini bukanlah yang pertama kali, seiring dengan pengakuan keluarga Imam yang mengatakan bahwa Imam pernah diculik dan diperas sebelumnya.
Dalam pengakuan keluarga, Imam sebelumnya telah menjadi korban penculikan dan pemerasan oleh pihak yang tidak diketahui. Motif di balik tindakan anggota TNI tersebut masih menjadi misteri yang harus didalami lebih lanjut oleh pihak berwenang.
“Kami tidak bisa berspekulasi dengan asumsi bahwa ini sudah terjadi beberapa kali sebelumnya. Penyelidikan masih berlangsung,” ungkap Kepala Dinas Penerangan Angkatan Darat (Kadispenad) Brigjen Hamim Tohari di Pomdam Jaya, Jakarta, Selasa (29/8/20023).
Baca juga: 3 Oknum TNI dan 1 Warga Sipil Jadi Tersangka Pembunuhan Imam Masykur
Dalam konferensi pers yang sama, Komandan Pomdam Jaya Kolonel Cpm Irsyad Hamdie Bey Anwar menegaskan bahwa tidak ada motif dendam di balik penganiayaan yang mengakibatkan kematian Imam.
Ia juga menegaskan bahwa penyelidikan tidak menemukan adanya motif dendam atau sentimen kedaerahan yang melibatkan para pelaku, karena mereka sendiri juga berasal dari latar belakang orang Aceh.
“Tidak ada dendam, hasil penyelidikan menunjukkan tidak ada sentimen kedaerahan yang melatarbelakangi peristiwa ini, karena mereka juga memiliki latar belakang sebagai orang Aceh,” tegasnya.
Pihak penyidik juga tengah mempertimbangkan kemungkinan tindakan para pelaku dapat dikategorikan sebagai pembunuhan berencana. Kolonel Irsyad mengungkapkan bahwa penyelidikan masih berlangsung, dan jika memang ada bukti pembunuhan berencana, hal ini akan menjadi bagian dari hasil penyelidikan yang akan diungkap.
Baca juga: Imam Masykur: Dek Kirem Peng 50 Juta Peugah Bak Mak, Abang Kajipoh Nyoe
“Apakah ini pembunuhan berencana atau penculikan yang direncanakan, masih dalam proses penyelidikan. Untuk membuktikan pembunuhan berencana, diperlukan bukti yang kuat, termasuk bukti dari salah satu HP tersangka yang belum kami temui,” tambahnya.
Sebelumnya, keluarga Imam Masykur telah mengungkap bahwa Imam pernah menjadi korban penculikan dan penganiayaan sebanyak dua kali sebelum kejadian tragis yang melibatkan tiga anggota TNI.
Keluarga mengungkapkan bahwa peristiwa tersebut terjadi sebelum kejadian penculikan dan penganiayaan oleh anggota TNI. Imam menjadi target penculikan karena pekerjaan yang dijalankannya, yang membuatnya sering menjadi sasaran para pelaku.
Dalam kasus penculikan pertama, keluarga Imam mengungkapkan bahwa para pelaku meminta uang tebusan sebesar Rp15 juta. Namun, keluarga berhasil memenuhi tuntutan uang tebusan tersebut sehingga Imam dapat dibebaskan. Hingga kasus terbaru yang menyebabkan kematian Imam, terungkap bahwa ia diduga diculik dan dianiaya oleh tiga anggota TNI.