
Komparatif.ID, Banda Aceh— Warga lanjut usia (lansia) di Gampong Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, kini memiliki wadah baru untuk belajar dan berkegiatan yang dirancang khusus sesuai kebutuhan usai Sekolah Lansia Muda Sebaya diresmikan pada oleh Wakil Wali Kota Banda Aceh, Afdhal Khalilullah, pada Rabu (16/4/2025) .
Dalam sambutannya, Afdhal menyampaikan bahwa sekolah ini merupakan bagian dari visi “Banda Aceh Kolaborasi” yang mengedepankan kerja sama lintas sektor.
Ia menekankan sekolah lansia tidak hanya menjadi tempat berkumpul, tetapi pusat penguatan kapasitas untuk para warga usia lanjut melalui beragam kegiatan seperti senam, pengajian, pelatihan keterampilan, dan edukasi kesehatan.
“Sekolah ini bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi pusat penguatan kapasitas bagi para lansia. Melalui kegiatan senam, pengajian, pelatihan keterampilan, hingga edukasi kesehatan, para Lansia dapat tetap aktif, sehat secara fisik dan mental,” ujarnya.
Afdhal menuturkan berdasarkan data, jumlah lansia di Banda Aceh saat ini mencapai 21.083 jiwa atau 8,02 persen dari total populasi kota. Angka ini menurut Afdhal menjadi indikator penting bagi pemerintah kota untuk terus menyusun program-program yang berfokus pada kesejahteraan lansia secara berkelanjutan.
Baca juga: 6 Pasangan Non-Muhrim Terjaring Razia di Hotel Kawasan Peunayong
Sementara itu, Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Aceh, Safrina Salim, menuturkan pembentukan Sekolah Lansia mengacu pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Sekolah ini bagian dari konsep pendidikan sepanjang hayat yang bertujuan menciptakan lansia yang Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif, dan Bermartabat (SMART).
Safrina menjelaskan, pendekatan yang digunakan dalam Sekolah Lansia mencakup tujuh dimensi ketangguhan, yaitu spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial, profesional vokasional, dan lingkungan.
“Melalui tujuh dimensi Lansia tangguh dari sisi spiritual, fisik, emosional, intelektual, sosial, profesional vokasional, dan lingkungan. Kami ingin lansia tetap berdaya dan berkontribusi bagi keluarga, masyarakat, dan negara,” ujarnya.
Keuchik Lampulo, Alta Zaini, menyambut baik kolaborasi antara BKKBN dan Pemerintah Kota Banda Aceh yang berhasil mewujudkan program ini di wilayahnya.
Ia menyebut Sekolah Lansia sebagai program luar biasa yang menunjukkan bahwa Gampong Lampulo tidak tertinggal dalam hal inovasi sosial.
Alta mengungkapkan sebanyak 60 lansia awalnya mendaftar untuk ikut serta, namun hanya 25 orang yang dapat diterima karena keterbatasan anggaran. Meski begitu, pihak gampong berkomitmen melanjutkan program ini secara berkelanjutan.
Menurut Alta, para peserta sekolah lansia nantinya juga akan mengikuti berbagai kegiatan luar ruang, wisata, dan pelatihan kewirausahaan seperti pembuatan keumamah dan abon ikan.
“Kami berkomitmen untuk melanjutkan program ini dengan serius. Bahkan, para lansia akan diajak mengikuti kegiatan outdoor, wisata, hingga pelatihan wirausaha seperti membuat keumamah dan abon ikan,” imbuh Alta.