Komparatif.ID, Banda Aceh— Kemampuan dokter gigi Aceh merupakan yang terbaik di Sumatra. Didukung teknologi terbaru serta kualitas pelayanan terbaik, seharusnya masyarakat tidak perlu lagi mencari pengobatan gigi di luar daerah.
Hal tersebut disampaikan oleh Dekan FKG USK, Dr. drg. Cut Soraya, M.Pd, Sp. KG kepada Komparatif.ID disela-sela 3rd Aceh International Conference in Dentistry (AICD) di Ballroom The Pade Hotel, Banda Aceh, Minggu (3/11/2024).
“Kualitas dokter gigi kita yang terbaik di Sumatra, jadi masyarakat Aceh yang membutuhkan pengobatan atau perawatan tidak perlu lagi capek-capek ke luar daerah,” ujar Cut Soraya.
Cut Soraya menuturkan salah satu alasan FKG USK rutin menggelar konferensi internasional agar dunia kedokteran gigi Aceh tidak tertinggal. Menurutnya, dengan kualitas terbaik saat ini pelayanan kepada masyarakat dapat berjalan lebih optimal.
Baca juga: Tingkatkan Keterampilan Klinis, FKG USK Gelar Konferensi Internasional
Selain itu, kemudahan akses juga mempermudah biaya pengobatan atau perawatan bagi pasien. “Kualitas kita yang terbaik (di Sumatra), sekarang penyebab mengapa kedokteran gigi kita jarang dilirik hanya masalah gengsi, padahal secara kualitas kita setara dengan Jakarta,” lanjutnya.
Cut Soraya mengatakan AICD kali ini mengambil tema “Next Level: Upgrade Clinical Skill in Daily Practice” yang berfokus pada peningkatan kemampuan klinis dokter gigi dalam praktik sehari-hari.
Dengan tema ini, FKG USK menekankan pentingnya para dokter gigi untuk mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi agar tetap relevan dalam memberikan pelayanan terbaik bagi pasien
Ketua Panitia 3rd AICD, Drg. Rafinus Arifin, Sp.Ort, menjelaskan perkembangan teknologi kini semakin memudahkan pekerjaan dokter gigi, baik dari segi waktu maupun ketepatan hasil.
Menurut Rafinus, teknologi yang diterapkan saat ini mampu memangkas waktu pengerjaan serta menghasilkan hasil yang presisi, berbeda dengan masa lalu yang seringkali membutuhkan waktu lebih lama.
“Kalau dulu orang memilih berobat ke Medan, Jakarta, atau Penang, sekarang layanan yang sama sudah ada di Aceh, seperti di Tapaktuan atau Simeulue. Tidak ada lagi batas waktu,” ujarnya.
Lebih lanjut, Rafinus menyampaikan bahwa komitmen FKG USK sebagai bagian dari kampus “jantung hati rakyat Aceh” adalah memastikan bahwa informasi dan teknologi terbaru dapat diakses oleh dokter gigi di seluruh Aceh.
“Kita tetap memegang prinsip itu, agar teman-teman di daerah tidak tertinggal informasi. Tempat boleh di daerah, tetapi kemampuan teknologinya harus global,” kata Rafinus.
Melalui AICD 2024, FKG USK berkomitmen untuk terus mendorong kemajuan ilmu kedokteran gigi serta meningkatkan kualitas layanan kesehatan bagi masyarakat.
yang betol? makan jadi nggak enak setelah cek gigi di RSUZA beberapa taon lalu. cukup sering lengket makanan abis dari dokter sana. ke sana, karena terpaksa aja. ini pun ada rencana mau implan gigi, mending ke malay daripada di sini.