Ketua DPRA: Sudahi Pertikaian, Mari Bangun Aceh

Pertemuan antara SMSI Aceh dan Ketua DPRA, Kamis (2/6/2022), membahas banyak hal terkait isu Aceh. Salah satunya tentang pentingnya persatuan untuk konsolidasi. Foto: Waspada.
Pertemuan antara SMSI Aceh dan Ketua DPRA, Kamis (2/6/2022), membahas banyak hal terkait isu Aceh. Salah satunya tentang pentingnya persatuan untuk konsolidasi. Foto: Waspada.

Komparatif.ID,Banda Aceh–Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Saiful Bahri, mengajak semua pihak di Serambi Mekkah menyudahi pertikaian. Sekarang energi yang dimiliki lebih baik difokuskan untuk membangun Aceh.

Hal itu disampaikan oleh politisi Partai Aceh (PA) tersebut ketika menerima kunjungan Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh, Kamis (2/6/2022) pukul 13.20 WIB, di ruang kerjanya.

Lelaki yang akrab disapa Pôn Yaya itu menyebutkan Aceh saat ini masih membutuhkan banyak pembangunan. Baik fisik maupun politik. Implementasi MoU Helsinki dan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh, masih banyak yang harus diperjuangkan.

Saiful Bahri mengatakan, di sisi lain dana otonomi khusus yang akan berakhir pada 2027 juga memiliki banyak tantangan. Masih terlalu banyak yang belum dibangun, sementara dana tersebut akan segera berakhir.

Untuk menjawab tantangan ke depan, mulai saat ini seluruh komponen di Aceh harus kembali dalam persatuan keacehan. Tiap komponen yang menjadi motor penggerak sudah waktunya kembali bersatu.

“Kita harus hentikan semua pertikaian. Mari bangun komunikasi. Masih terlalu besar hal yang wajib kita lakukan yaitu pembangunan demi memajukan Aceh,” kata Saiful Bahri.

Hal lain yang harus secepatnya dilakukan adalah inventarisasi butir-butir MoU Helsinki yang ditandatangani pada 15 Agustus 2005. Di internal DPRA, Saiful Bahri meminta Sekretariat melakukan inventarisasi. Pihaknya juga menyurati Gubernur Aceh, menanyakan implementasi MoU Helsinki.

“Inventarisasi tersebut sebagai wujud evaluasi sejauh mana MoU Helsinki sudah diimplementasikan. Ini penting sebagai tolok ukur menyusun langkah selanjutnya dalam membangun Aceh secara bersama-sama,” katanya.

Saiful Bahri menyebutkan juga, berkat MoU Helsinki, telah banyak perubahan di Aceh. Baik dari segi pembangunan fisik maupun pengembangan sumber daya manusia. Capaian-capaian itu juga harus terekam dengan baik, agar dapat menjadi rujukan sudah sejauh mana Aceh bergerak dalam pembangunan setelah 17 tahun perdamaian.

SMSI Komit Dukung DPRA
Ketua SMSI Aceh Aldin Nainggolan dalam pertemuan itu menyebutkan organisasi tempat berhimpunnya perusahaan pers berbasis online, mendukung tiap langkah DPRA dalam upaya membangun Aceh.

Anggota SMSI Aceh yang saat ini berjumlah 38 perusahaan pers, menurut Aldin memiliki kapasitas yang mumpuni untuk ikut serta membangun Aceh melalui penyebarluasan wacana dan pemberitaan yang memiliki energi kemajuan dan perubahan.

“Media-media yang bergabung di SMSI dikelola oleh wartawan-wartawan yang memiliki reputasi bagus dalam dunia pers di Aceh. Sebelum memilih berdikari, teman-teman merupakan wartawan andalan di media tempat mereka bekerja sebelumnya. Media-media tersebut juga punya visi yang sama dengan DPRA dan pemerintah, yaitu mewujudkan kemajuan Aceh,” kata Aldin.

Saiful Bahri menyambut baik dukungan SMSI. Menurutnya pers memegang peranan kunci dalam mencitrakan Aceh ke ruang publik baik lokal maupun nasional dan internasional. Dia dan lembaga DPRA selalu membutuhkan dukungan media massa.(*)

Artikel SebelumnyaWakil Ketua MPU Sebut Rokok Tidak Haram
Artikel SelanjutnyaPerempuan di Bawah Batang Sawit
Redaksi
Komparatif.ID adalah situs berita yang menyajikan konten berkualitas sebagai inspirasi bagi kaum milenial Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here