Komparatif.ID, Banda Aceh— Climber internasional Jawa Tengah Kiromal Katibin berhasil mengaman medali emas Pekan Olahraga Nasional Olahraga (PON) XXI Aceh-Sumut 2024 cabor panjat tebing nomor speed world record putra.
Pertandingan berlangsung di Kompleks Stadion Harapan Bangsa (SHB), Banda Aceh pada Rabu (11/9/2024). Medali perak diraih Moch. Rizki Samudra Nusantara (Jawa Timur) dengan catatan waktu 5,601 detik.
Medali perunggu diamankan atlet Sumatra Utara Rian Gordon Sitorus dengan catatan waktu 4,967 detik, mengalahkan peraih medali perak Asian Games 2018 Rahmat Adi Mulyono (Jawa Timur) yang gagal finis (dnf) akibat tergelincir.
Penampilan Kiromal Katibin sejak babak 16 besar sangat impresif. Tidak hanya meraih emas, ia juga berhasil memecahkan rekor PON dengan catatan waktu 4,810 detik saat mengalahkan climber Sumatra Utara Rian Gordon Sitorus di semifinal.
Tidak hanya itu, peraih medali perunggu Kejuaraan Dunia IFSC Wujiang 2024 itu juga berhasil mengalahkan peraih emas Olimpiade Paris Veddriq Leonardo di babak delapan besar.
Saat mengalahkan Veddriq, Kiromal berhasil mencatatkan waktu 4,827 detik. Sementara kompatriotnya tidak berhasil mencatatkan waktu (dnf) usai tergelincir. Hasil tersebut sekaligus pembalasan Katibin usai dikalahkan Veddriq di final nomor yang sama di PON XX Papua 2020 lalu.
Baca juga: Kalahkan Veddriq dkk, Sumut Sabet Emas Speed Relay Putra
Hasil ini cukup mengejutkan karena peraih emas Olimpiade gagal mengaman medali. Sebelum laga, Veddriq Leonardo, Kiromal Katibin, dan Rahmat Adi Mulyono yang berhasil meraih perak Asian Games 2018 nomor speed relay putra diprediksi akan menghiasi podium.
Namun kejutan terjadi usai Veddriq hanya mampu mencatatkan waktu 5,38 detik pada kualifikasi, Selasa (9/9/2024) kemarin. Catatan waktu tersebut memaksanya harus bertemu lawan kuat lebih awal.
Akibatnya, Veddriq harus berhadapan dengan Kiromal Katibin di babak delapan besar.
Rahmat Adi Mulyono juga tampil mengejutkan usai kalah dari rekan sesama Jatim Rizki Nusantara di semifinal. Rahmat yang memiliki catatan waktu sangat baik sejak babak 16 besar justru tergelincir di semifinal.
Performanya di small final (perebutan tempat ketiga) juga tidak apik, ia kembali gagal finis dan terlihat kesakitan mengelus lututnya terhantam dinding saat menghadapi Rizki Nusantara.
Usai pertandingan, Kiromal menyebut emas PON merupakan salah satu target pribadinya. Usai gagal lolos ke Paris 2024, atlet pelatnas tersebut mematok target lolos ke Olimpiade Los Angeles 2028.