
Komparatif.ID, Samahani— Anak bukan hanya amanah, tetapi juga penyejuk hati sekaligus investasi akhirat bagi orang tua. Hal itu disampaikan oleh Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Syariah (STIS) Al-Aziziyah Sabang, Dr. Tgk. Muslem Hamdani, MA, saat menyampaikan orasi ilmiah pada tasyakur kelulusan santri Dayah Ruhul Falah Samahani, Sabtu (31/5/2025).
Menurutnya, dalam perspektif Islam, anak adalah amanah sekaligus ladang amal bagi orang tua. Ia mengutip hadis Nabi Muhammad SAW yang menyatakan ketika anak Adam meninggal dunia, maka seluruh amalnya terputus kecuali tiga hal: sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak yang saleh yang senantiasa mendoakannya.
Hadis ini, ujar Dr. Muslem, menjadi dasar pemikiran anak yang baik bukan hanya menjadi kebanggaan orang tua di dunia, tetapi juga menjadi penolong di akhirat melalui doa dan amal baiknya.
Baca juga: Inspiratif! 27 Santri MUQ Aceh Selatan Selesaikan Hafalan 30 Juz
Ia menegaskan peran anak sebagai penolong tidak semata-mata dalam bentuk materi atau pencapaian duniawi, tetapi lebih dari itu adalah kemampuan anak untuk membawa kebaikan, menjaga nama baik keluarga, dan menjadi sumber pahala yang terus mengalir bagi kedua orang tuanya.
Dr. Muslem menyampaikan membalas jasa orang tua dengan materi adalah hal mulia, namun belum cukup dibandingkan dengan menjadi anak yang taat, berakhlak, dan senantiasa mendoakan mereka dalam setiap sujud dan doa.
“Kita bisa saja membalas kebaikan orang tua dengan uang dan materi, tapi itu belum sebanding. Yang lebih utama adalah menjadikan diri kita sebagai anak yang saleh yang doanya terus mengalir, yang akhlaknya menjadi pelindung nama baik orang tua, yang ilmunya menjadi amal jariyah mereka,” ungkapnya.
Ia juga menekankan pentingnya pendidikan di dayah sebagai sarana pembentukan karakter, bukan sekadar tempat menambah hafalan atau memperkaya pengetahuan agama.
Pendidikan dayah, lanjutnya, bertujuan untuk membentuk pribadi yang memiliki sikap birrul walidain, yakni berbakti dan hormat kepada orang tua. Di tengah tantangan zaman modern, di mana kesuksesan sering diukur dari akademik dan karier, Dr. Muslem mengingatkan bahwa keberhasilan sejati adalah ketika seseorang mampu menjaga restu dan kebahagiaan kedua orang tuanya.
Terakhir Dr. Muslem mengingatkan kelulusan bukanlah akhir dari proses pembelajaran, tetapi justru awal dari tanggung jawab baru. Ia menyampaikan santri yang telah selesai menimba ilmu di dayah harus mampu mengamalkan ilmunya di tengah masyarakat serta menjaga nama baik dayah dan orang tua.
“Saat kalian pulang, bawa nama baik dayah dan bawa harapan orang tua. Jangan sia-siakan pengorbanan mereka. Jangan kecewakan harapan mereka. Jadilah penyejuk hati dan penerang kubur mereka kelak,” imbuhnya.