Komparatif.ID, Bireuen— Khairul (37) punya pengalaman menarik dalam membina usaha kuliner nasi goreng yang ia beri nama Kana Rasa Mie dan Nasi Goreng Cek Rull.
Cek Rull telah mengenal dunia usaha kuliner sejak SMP. Dulu, dia membantu ayahnya menjual mie di Kedai Simpang Jagong, Juli, Bireuen.
Setelah lulus STM, Khairul mencoba berdikari. Setelah merantau ke Banda Aceh, dan menimba ilmu di dua warung Nasi Goreng, ia pulang ke Bireuen. di tanah kelahiran, Cek Rull mulai berdikari. Awalnya produk andalannya adalah mi, nasi goreng sebagai pelengkap.
Sekarang nasi goreng sebagai produk andalan, mi sebagai pelengkap.
Kepada Komparatif.ID, Sabtu (26/10/2024) Khairul yang ditemui sedang menyeruput sanger espresso di Kota Bireuen, mengisahkan, karena berdagang di kampung, harga mi dan nasi goreng tidak boleh mahal, tapi rasa harus enak.
Ia yang membuka lapak dagangan di Jalan Bireuen-Takengon, kilometer 2, Juli Seutuy, harus sangat lihai me-manage perasaan pelanggan. Ia sering harus memutar otak bila harga bahan baku naik.
“Bila harga bahan baku naik, tidak serta merta harga mi atau nasi goreng dapat saya naikkan. Bila saya lakukan penyesuaian harga, meskipun seribu, percayalah itu tidak mudah,” kata pria hitam manis yang kini gemar memelihara kumis.
Kepada Komparatif.ID, Cek Rull bercerita, pernah suatu kali dia menaikkan harga dari Rp8 ribu menjadi Rp10 ribu. Tepatnya ia harus menyesuaikan harga mi dan nasi goreng karena harga bahan baku naik. Ia berharap tidak menimbulkan persoalan.
Baca juga: Gunong Goh, Puncak Keramat Tempat Para Aulia
Ternyata, pelanggan meninggalkan dirinya karena persoalan Rp2 ribu. Warungnya benar-benar ditinggalkan. Ia seperti merintis dari nol lagi.
“Mereka baru kembali tiga bulan kemudian, setelah uji coba ke sana kemari. Ternyata meski ada harga yang lebih murah, tapi rasa mi dan nasi gorengnya jauh di bawah saya. Alhamdulillah, saya bertahan sampai sekarang,” kata Khairul.
Produk andalan Warung Kana Rasa milik Cek Rull saat ini adalah nasi goreng. Mulai dari nasi goreng telur ceplok, nasi goreng telur dadar, dan nasi goreng ayam kentaki (fried chicken).
Dia mulai beraktivitas berjualan nasi goreng dan mi setelah Asar. Warungnya buka hingga pukul 02.00 dinihari.
Harga nasi goreng di tempatnya, paling murah Rp10 ribu, dan paling mahal Rp15 ribu. “yang paling mahal nasi goreng pakai lauk ayam kentaki,” katanya.
Sejumlah orang menyebutkan asyiknya membeli nasi goreng ataupun mi di Cek Rull, selain karena porsinya banyak, rasanya enak, harganya terjangkau.
“Enak di mulut, enak di kantong, dan satu bungkus bisa makan berdua,” celetuk seorang pembeli.
Apa rahasia Cek Rull dalam menjaga kesetiaan pelanggan? Pria ramah tersebut mengatakan untuk nasi goreng, dia memakai beras terbaik di kelasnya. Dia sangat teliti saat membeli beras. Dia tidak fanatik pada merek. Tapi ia sangat menjunjung tinggi kualitas beras.
“Beras terbaik akan memberikan rasa terbaik,” katanya.
Kemudian, bumbu nasi goreng juga spesial khas Banda Aceh. Bumbu tersebut diracik dari rempah-rempah bermutu. Satu lagi, nasi goreng yang dibuat oleh Cek Rull, sangat minim penyedap buatan.
“Rasa umami tetap dibutuhkan dalam nasi goreng. Tapi kalau dipaksa harus dihasilkan dari micin, akan berdampak kepada rasa nasi gorengnya. Saya mencoba memunculkan rasa umami, dengan meracik bumbu menggunakan rempah-rempah bermutu baik. Di sini, kualitas beras sangat menentukan rasa akhir,” katanya.
Hal lainnya yang menarik dari kisah Khairul. Setiap item yang ia jual di kedainya, semuanya diolah berdasarkan pengetahuan. Mulai dari telur dadar, hingga ayam kentaki, dia racik berdasarkan ilmu yang ia peroleh dari orang lain.
“Saya memperoleh ilmu mengolah ayam kentaki dari pedagang ayam goreng tepung pertama di Bireuen. Saya minta kepada beliau supaya mengajari saya. Ternyata beliau tidak keberatan. Saya diajari, alhamdulillah dalam tempo satu hari, langsung saya kuasai ilmunya,” kata Khairul.
Kini, omzet kedai Cek Rull sudah mencapai 1 jutaan per hari. Potong sana potong sini, ia masih mendapatkan keuntungan yang dapat membiayai kehidupan rumah tangganya yang sederhana.
Khairul berharap pemerintah segera dapat memulihkan keadaan ekonomi masyarakat. Semakin banyak uang yang beredar di masyarakat, semakin banyak laku nasi goreng yang ia jual.