Komparatif.ID, Bireuen— Abdul Aziz bersama rekan-rekannya berhasil keluar sebagai juara II pada kompetisi Kejuaraan Sepakbola Antar Pelajar se-Aceh, di lapangan Garuda Dua Cot Buket, Peusangan, Minggu (13/11/2022) lalu.
Pada turnamen itu, Aziz merebut gelar top skor dengan raihan enam gol sepanjang turnamen. Bahkan tiga diantaranya dicetak di pertandingan final saat menghadapi SMAN 2 Lhokseumawe.
Siswa SMAN 2 Peusangan itu mangaku kesulitan bermain final karena kondisi lapangan yang becek. Setelah skor sama kuat hingga peluit akhir, sang pemenang harus ditentukan melalui adu penalti.
Pada babak adu penalti, Aziz harus mengakui keunggulan lawannya dari kota Petro Dollar dengan skor akhir 4-1.
Meski kalah di final, Aziz mengatakan tetap bangga dengan pencapaiannya. Menurutnya, perjuangan ke final mengalahkan 15 sekolah kompetitor tentu bukan hal mudah.
“Namanya juga pertandingan, pasti ada menang kalah, yang penting bagi saya pribadi ialah terus berkembang,” ujar Aziz.
Sedari kecil remaja asal Jangka ini telah terbiasa dengan si kulit bundar. Dalam ingatannya, pertama kali ia bermain bola pada kelas 5 SD. Saat itu bakatnya langsung terlihat mencolok.
Ketika masih duduk di kelas 5 SD, Aziz sudah terbiasa bermain melawan pemain yang lebih tua. Hal ini terus berlanjut hingga ketika ia masuk ke jenjang SMP. Saat itu, Aziz bahkan telah masuk ke tim Gampong yang biasanya diisi oleh pemain berumur 18 tahun ke atas.
Kemampuan dan keberaniannya tentu bukan datang dalam waktu semalam. Aziz menuturkan ia berlatih dengan giat, serta mendapatkan pendidikan dari SSB untuk terus mengasah permainannya.
Ketika masih di SMP, Aziz mengikuti turnamen elite untuk anak-anak, Piala Danone. Pada gelaran itu, di tingkat Provinsi mereka berhasil meraih juara dua. Di tingkat nasional, Aziz mendapatkan peringkat 10.
Pengalaman demi pengalaman turut membawa Aziz memperbaiki dan mengembangkan bermacam hal. Termasuk bermain dan melawan pemain-pemain hebat seantero Indonesia.
Pada Agustus 2022 lalu, Aziz yang tergabung dalam akademi PSLS Lhokseumawe U-16 mengikuti turnamen Nusantara Open: Piala Prabowo Subianto di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat.
Pada turnamen Aziz dan rekan-rekannya berhasil sampai ke partai puncak, namun harus mengakui keunggulan akademi Persib Bandung U-16 dengan skor akhir 2-0.
Sekali lagi Aziz tetap berbesar hati. Baginya, lebih baik bermain bola dan kalah daripada tidak bermain sama sekali.
Ismed Sofyan; Role Model Karir Sepakbola
Pengalaman bermain di turnamen besar tingkat nasional semakin memantapkan dirinya untuk nantinya berkarir di sepakbola secara profesional.
Aziz bercita-cita menjadi bagian Tim Nasional Indonesia. Sama seperti idolanya, Ismed Sofyan.
Bagi Aziz, Ismed Sofyan adalah legenda yang tidak terganti di hatinya. Keberhasilan Ismed menjadi raja di Persija Jakarta bersama Bambang Pamungkas merupakan hal luar biasa.
Remaja Jangka ini mengatakan sangat sedikit sekali pemain Aceh yang mampu bermain luar biasa di panggung nasional dalam jangka waktu sepanjang itu.
Karena, Aziz selalu bermimpi dapat meneruskan legacy Ismed dikancah sepakbola nasional.
“Saya ingin jadi seperti Ismed Sofyan, bermain untuk timnas dan memenangkan gelar-gelar penting.” tutup Aziz.