Komparatif. ID, Banda Aceh– Merawat motuba (mobil tua bangka) gampang-gampang susah. Perawatan berdasarkan panduan pabrikan tidak dapat lagi menjadi pedoman utama. Khususnya untuk perihal pergantian oli mesin.
Saiful (45) telah lama memiliki Toyota Kijang LGX. Mobil minibus tersebut sudah termasuk motuba. Untuk generasi LGX, Toyota terakhir kali memproduksinya tahun 2004.
Menurut Saiful, salah satu yang harus sangat diperhatikan proses pergantian oli mesin. Dari pengalaman ayah dua anak tersebut, pergantian oli mesin motubanya, dilakukan 1000 kilometer lebih cepat.
“Karena kinerja mesin mobil tua kan lebih keras. Sehingga performa oli juga lebih cepat terkuras. Kalau merujuk pada buku panduan pabrikan, mesin mobil bisa jebol,” kata Saiful, Minggu (24/11/2024).
Komponen oli mesin harus menjadi perhatian penting. Karena oli mesin berfungsi seperti darah pada manusia. Penggunaannya tak boleh lebih, tak boleh juga kurang.
Oli pada motuba, direkomendasikan yang lebih kental dari anjuran pabrikan. Karena dengan performa mesin lawasnya, tentu membutuhkan dukungan oli yang lebih padat.
Saiful mengatakan pengetahuan tersebut didapatkannya dari montir di tempat servis mobil. “Montir yang mengajarkan saya. Alhamdulillah, saran tersebut sangat bagus. Sejak mengganti oli mesin sebelum jatuh tempo, performa mobil saya lebih prima. Semakin tangguh diajak ke sana kemari, bahkan hingga ke luar kota,” kata pria ramah tersebut.
Safriadi (47) punya pengalaman menarik merawat motuba. Pria wiraswasta tersebut berbagi pengalaman merawat motuba.
Awalnya ia memilih motuba karena enggan kredit mobil di leasing. Baginya tidak ada keadaan darurat sehingga menghapuskan keharaman kredit yang dipraktekkan saat ini. Kedua, untuk membeli kendaraan baru roda empat secara cash, dia tak memiliki uang.
Baca juga: Bos BMW Kesal M5 Dibully “Mobil Gendut”
Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya ia memilih membeli mobil bekas dari merek terkenal dan umum dipakai di Aceh. Ia pun akhirnya menjatuhkan pilihan pada mobil ber-tagline rajanya diesel.
“Mobil tersebut hemat BBM, tangguh, dan harganya juga sanggup saya penuhi,” kata Safriadi.
Karena sudah masuk kategori motuba, tentu pemiliknya harus mempelajari si mobil sambil jalan.
“Kalau mobil baru kan tinggal jalan, asal jago nyetir, lima tahun tak jadi soal. Kalau motuba, harus belajar kekurangannya sembari jalan. Tapi biasanya mobil dari merek tertentu lebih mudah perawatannya, dan sparepart juga berlimpah,” kata pria penggemar Manchester City tersebut.
Sama seperti Saiful, ia menyarankan oli motuba harus diganti sebelum batas kilometer. Setidaknya 1000 kilometer sebelum jarak tempuh yang direkomendasikan.
“Oli kan tidak mahal. Lebih mahal merawat mesin yang telah sakit ketimbang mengganti oli lebih cepat,” katanya.
Ia juga menyarankan supaya motuba lebih awet, pemantauan air radiator juga harus rutin. Setiap pagi kala hendak digunakan, periksa oli dan air radiator.
Ia juga menyarankan penggunaan coolant water, supaya radiator lebih awet.
Merawat motuba memang susah-susah gampang. Pemilik harus lebih jeli. “Penyakit” bisa muncul dari mana saja karena usia mobil yang sudah tua. Tapi bila dirawat dengan benar, selain murah pajak, motuba juga mudah dirawat.
“Dibilang susah ternyata gampang. Dibilang gampang, ternyata susah. Intinya, bila sudah memiliki motuba maka kita harus rajin merawatnya. Telinga harus lebih jelas mendengar, mata harus lebih jeli melihat. Biasanya, dalam tempo setahun kita sudah memahami secara menyeluruh motuba milik sendiri,” katanya.