Komparatif.ID, Bireuen—Dayah Muslimat yang beralamat di Gampong Putoh, Samalanga, tidak membebankan biaya pembangunan yang besar kepada calon santri. Kebijakan tersebut dapat diambil karena banyak bangunan gedung di Dayah Muslimat, berasal dari bantuan pokok-pokok pikiran Ketua DPRA Zulfadhli,A.Md.
Saat Komparatif.ID berkunjung ke Dayah Muslimat, Kamis (1/2/2024), Pimpinan Dayah Muslimat Teungku H. Ahmadallah menerangkan, pembangunan dayah tersebut banyak dibantu oleh politisi Partai Aceh Zulfadhli,A.Md. Baik sebelum menjadi Ketua DPRA maupun setelah jadi ketua.
Teungku H. Ahmadallah merinci, bantuan fisik yang bersumber dari pokir Zulfadli yaitu gedung dua tingkat yang terdiri dari aula dan kantor, Pustaka dan ruang rapat dewan guru, asrama dan ruang belajar.
Baca: Sejak Partai Aceh Lahir, Bantuan untuk Dayah Rp4,5 Triliun
Karena mendapatkan dukungan pembangunan gedung yang sangat luar biasa, pihak manajemen Dayah Muslimat memutuskan untuk memberikan keringanan kepada orangtua calon santri. Caranya dengan menurunkan biaya pembangunan.
Ia menjelaskan, untuk dayah yang diperuntukkan bagi putri, biaya pembangunan hanya Rp3,8 juta. Dana tersebut sudah termasuk pemberian fasilitas tempat tidur, kasur, lemari, dan pakaian.
Sedangkan untuk putra yang saat ini sedang proses penerimaan calon santri, anggaran pembangunan yang dibebankan kepada orangtua santri hanya Rp1,3 juta. Itu sudah termasuk fasilitas yang sama dengan putri.
“Komitmen kami di Dayah Muslimat, semakin banyak dukungan pembangunan dari pemerintah, maka semakin kecil uang pembangunan yang diambil dari orangtua santri,” sebutnya.
Teungku Ahmadallah juga menjelaskan, uang pembangunan itu hanya dikutip sekali untuk masa studi enam tahun, yaitu untuk tingkat tsanawiyah dan Aliyah.
Ulama murah senyum tersebut menjelaskan, selama ini perhatian Zulfadhli sangat besar untuk pembangunan Dayah Muslimat. Dukungan sang politisi yang juga alumnus Dayah Arongan, begitu besar untuk pembangunan dunia pendidikan agama Islam di Bireuen.
“Salah satunya kami di Dayah Muslimat. Si Abang sangat banyak membantu,” katanya sembari duduk di depan ruang belajar yang sedang dibangun dari anggaran pokir mantan kombatan itu.
Pada kesempatan terpisah, Zulfadhli mengatakan pembangunan dunia pendidikan agama Islam, merupakan salah satu misi Partai Aceh. Sebagai kader ia menjawabnya dengan ikut memperjuangkan alokasi anggaran melalui dana otonomi khusus.
Sebelum perdamaian maujud di Serambi Mekkah, dayah merupakan lembaga pendidikan yang jauh dari perhatian pemerintah. Sehingga banyak yang tidak mampu bersaing di tingkat lebih tinggi.
Akan tetapi saat ini, dayah merupakan salah satu lembaga pendidikan favorit di Aceh, karena telah memiliki fasilitas yang setara dengan pesantren-pesantren besar di Jawa.
Harapan Partai Aceh, dengan fasilitas gedung representatif, santri dayah dapat belajar lebih fokus. Dengan demikian mampu menghasilkan sumber daya manusia yang mumpuni dan berdaya saing.