Kolaborasi BNN & KTNA: Tanam Jagung Hibrida sebagai Solusi Antinarkoba

BNN bersama KTNA tanam perdana jagung hibrida di Desa Paseh, Kecamatan Juli, Bireuen, Selasa (31/10/2023). Foto: Ho for Komparatif.ID
BNN bersama KTNA tanam perdana jagung hibrida di Desa Paseh, Kecamatan Juli, Bireuen, Selasa (31/10/2023). Foto: Ho for Komparatif.ID

Komparatif.ID, Bireuen— Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) melaksanakan penanaman perdana jagung hibrida pada Selasa (31/10/2023) di Glee Lam Ruja Cot Boh Jambee Kleng, Desa Paseh, Kecamatan Juli, Bireuen.

Kegiatan ini merupakan bagian dari monitoring dan evaluasi implementasi program GDNA (Grand Design of Alternative Development) di Kabupaten Bireuen, untuk membantu masyarakat melawan peredaran narkoba di wilayah tersebut.

Ketua KTNA Kabupaten Bireuen, Aiyub, dalam sambutannya menyampaikan pentingnya program penanaman jagung ini dalam mendukung masyarakat Bireuen. Ia juga menekankan kegiatan semacam ini memiliki dampak positif dalam mencegah pemuda terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba.

Aiyub menjelaskan penanaman jagung hibrida ini adalah salah satu upaya nyata dalam mengentaskan kemiskinan dan memberantas penyalahgunaan narkoba, yang merupakan inisiatif dari Pemerintah Pusat melalui BNN dan Pemerintah Kabupaten Bireuen.

Lebih lanjut, Aiyub menjelaskan bahwa KTNA sebagai organisasi independen berfokus pada aktivitas sosial di sektor agrikultur yang berorientasi pada agribisnis dan lingkungan hidup di pedesaan. Program GDAD yang dijalankan di Bireuen bertujuan untuk membangun ekonomi masyarakat dan menjauhkan bahaya narkoba dari mereka.

“Program GDAD yang dijalankan di Bireuen adalah penanaman jagung hibrida untuk membangun ekonomi masyarakat dan menjauhkan bahaya narkoba dari mereka. Hari ini, masyarakat tani dari empat desa yaitu Paseh, Glumpang Meujimjim, Paya Ru, dan Seuneubok Gunci akan mulai menjalankan Program GDAD,” ungkap Aiyub.

Baca juga: Pj Bupati Lobi BNNP Aceh Bangun BNNK Aceh Utara

Sementara itu, Ketua BNN Bireuen AKBP Trisna Sapari Yandi SE menjelaskan, GDAD telah berlangsung sejak tahun 2016 dan akan berlanjut hingga tahun 2025. Program ini merupakan hasil kolaborasi lintas kementerian dan masyarakat.

Ia menerangkan selama GDAD diimplementasikan di Bireuen, petani menerima bantuan bibit jagung dari Kementerian Pertanian hingga tahun 2022.

“Empat desa di Kecamatan Juli dengan 50 kelompok tani yang ada di Desa Paya Ru, Pase, Jimjim, dan Seuneubok Gunci sudah mandiri dalam menggarap lahan penanaman jagung. BNN sangat mendukung program ini dan telah mendorong pendanaan dari Bappeda,” tambahnya.

Program GDAD merupakan inisiatif berkelanjutan untuk mengatasi permasalahan ganja dan narkoba di Provinsi Aceh, dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota, dan dunia usaha.

Artikel Sebelumnya6 Hari Jabat KSAD, Agus Subiyanto Jadi Calon Tunggal Panglima TNI
Artikel SelanjutnyaDPRA Minta Presiden Copot Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki
Bahagia Arbi
Wartawan media online Komparatif.id. Meminati isu investasi dan dunia crypto currency.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here