Gerak Maju PLN Mewujudkan Pembangkit EBT di Aceh

Pembangkit EBT di Aceh
PLN terus membangun sektor energi di Aceh. Meskipun telah mencapai surplus listrik, pembangkit EBT terus dibangun. Saat ini dengan empat pembangkit EBT yang existing, energi listrik yang diproduksi mencapai 188 MW. Foto: Screenshoot presentasi General Manager PLN UID Aceh Parulian Noviandri, pada acara Seminar Nasional Kelistrikan 2023, Rabu (15/11/2023) di Hermes Palace Hotel,Banda Aceh.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Meskipun Aceh telah surplus energi listrik, tidak menjadi penghalang bagi Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk terus mengembangkan pembangkit Energi Baru Terbarukan (pembangkit EBT) di Aceh. Dari empat pembangkit EBT yang telah beroperasi di Aceh, PLN telah memproduksi daya mampu pasok 19,62 MW.

General Manager PLN UID Aceh Parulian Noviandri, pada acara Seminar Nasional Kelistrikan 2023, Rabu (15/11/2023) di Hermes Palace Hotel,Banda Aceh, menjelaskan saat ini di Aceh telah existing empat pembangkit EBT. Yaitu PLTM Krueng Isep, Nagan Raya, dan PLTM Lawe Sikap, Aceh Tenggara, yang merupakan pembangkit Independent Power Producer (IPP). Sedangkan dua lainnya yaitu PLTMH Angkup, Aceh Tengah, dan PLTMH Sepakat yang merupakan pembangkit PLN.

Meski telah memiliki empat pembangkit EBT, pihak PLN belum berpuas diri. Parulian Noviandri menyebutkan pihak PLN masih akan terus membangun pembangkit EBT di Aceh.

Pembangkit EBT yang sedang dibangun yaitu PLTA Peusangan 1 dan 2. Kemudian PLTA Kumbih 3. Kedua proyek ini merupakan pembangkit PLN. Sedangkan yang berada di bawah IPP yaitu PLTP Jaboi, PLTM Alur Cincin, PLTA Krueng Isep, PLTBM Langsa, PLTBG Aceh Tamiang, PLTBM Tanjung Seumantoh, dan PLTM Pantan Cuaca. Potensi penambahan kapasitas dari sembilan pembangkit EBT tersebut, akan menghasilkan 188 MW.

Baca: Aceh Surplus Listrik

Bukan semata membangun pembangkit berbasis EBT, PLN juga sudah memulai kegiatan transisi energi di Aceh. Bentuk-bentuk aktivitas yang sudah dimulai yaitu pada Oktober 2022 sudah dilakukan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) rooftop Kantor Gubernur Aceh, dan Kantor Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Aceh. Beberapa bulan sebelumnya, yaitu pada 31 Maret 2022, dilakukan peresmian Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU)di PT PLN Persero Aceh. SPKLU juga dipasang di Kantor PLN UP3 Lhokseumawe, Kantor PLN UP3 Sigli, dan kantor PLN UP3 Langsa.

Pemerintah Aceh juga menjadi pihak pertama di Indonesia yang menjadikan sepeda motor listrik Gesit sebagai kendaraan operasional.

Listrik Dominasi Realisasi Investasi di Aceh

Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi Aceh Marthunis,S.T., D.E.A, menyambut baik kinerja PLN di Serambi Mekkah. Dalam data yang ia sajikan di dalam Seminar Kelistrikan Nasional 2023, ia memaparkan trend realisasi investasi di Aceh mengalami peningkatan positif.

Tahun ini, realisasi investasi berjumlah 10,5 miliar rupiah. 3,1 miliar rupiah di antaranya bersumber dari Penanaman Modal Asing (PMA). Selebihnya berasal dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PDMD). Peningkatan penanaman modal di Aceh pada 2023, merupakan yang terbaik bila dibandingkan lima tahun sebelumnya.

Dari seluruh PDMD 2023 berdasarkan sektor usaha yang dihitung sejak Januari-September 2023, sektor kelistrikan merupakan kontributor terbesar di Aceh, yang saat ini telah mampu memproduksi sehingga Serambi Mekkah surplus energi listrik. Demikian juga untuk PMA, sektor kelistrikan merupakan kontributor utama.

Baca: Simalakama Etnis Rohingya; Tak Lari Berarti Mati

Marthunis mengatakan dengan kontribusinya yang sangat besar untuk Aceh, PLN telah menjadikan Provinsi Aceh sebagai salah satu daerah yang memiliki nilai tambah daya saing.

“Dengan ketersediaan energi yang dapat diandalkan, maka akan menarik investasi lebih banyak lagi ke Aceh,” sebut Marthunis.

Potensi Aceh Membangun Pembangkit EBT

Ketua Pusat Studi Energi Terbarukan Indonesia/ Indonesia Center for Renewable Energy Studies (ICRES) Dr. Ir. Surya Darma, M.B.A., Dipl. Geotherm. Tech, pada seminar tersebut menjelaskan, Provinsi Aceh merupakan salah satu daerah di Indonesia yang sangat potensial untuk pembangunan pembangkit EBT.

Surya Darma memaparkan Aceh memiliki potensi luar biasa untuk energi baru dan terbarukan. Potensi energi terbarukan di Aceh sebesar 17.860 MW. Angka sebesar itu berasal dari potensi geothermal 1312 MW, hydro 5062 MW, mini/microhydro 1538 MW, solar/PV 7881 MW, wind 894 MW, biofuel/biomass: 1136 MW, biogas 37 MW, dan ocean yang belum dihitung.

“Untuk sektor energi baru terbarukan, Aceh memiliki keunggulan untuk tenaga hydro, potensi angin >6 m/s, panas bumi, dan lain-lainnya. Ini modal besar bagi pembangunan masa depan Aceh,” sebut Surya Darma.

Menurut Surya Darma potensi energi terbarukan di Aceh, akan menjadi pilar penting bagi pertumbuhan ekonomi, mengingat saat ini dunia sedang mengalami disrupsi ekonomi. Dari ekonomi berbasis bahan bakar fosil yang menyebabkan masyarakat hampir sepenuhnya bergantung pada sumber daya fosil untuk penyediaan energi dan bahan mentah industri, menuju perekonomian berbasis listrik dan Internet of Think (IoT), serta perekonomian berbasis nabati, yang merupakan perekonomian masyarakat yang bertumpu pada sumber daya nabati. Tumpuan tersebut tidak hanya pada pangan dan pakan, melainkan juga energi dan produk-produk industri.

Direktur PT Pembangunan Aceh (Perseroda) Agus Mulyagusdin menyambut baik upaya pengembangan pembangit energi baru terbarukan. Dengan potensi yang dimiliki Aceh, akan memberikan sumbangan besar untuk mencapai Carbon Neutral 2060. Sekaligus memberikan kontribusi besar mencapai target produksi energi listrik Indonesia 35.000 MWe yang telah dicanangkan oleh Presiden Joko Widodo.

Aceh juga secara otomatis akan mendapatkan keuntungan secara langsung. Saat ini Aceh memiliki Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Arun, dan Kawasan Industri Ladong, Aceh Besar. Untuk KEK Arun, PT Pema (perseroda) membutuhkan energi listrik 300 MW. Pembangkit milik PT PIM, PHE/PGA yang telah existing, tidak lagi efisien. Secara jumlah produksi energi juga belum dapat memenuhi kebutuhan total. PLTMG PT PIM hanya mampu produksi 35 MW, dan miliknya PHE/PGA hanya 40 MW.

Saat ini PT Pema Holding Company melalui anak perusahaannya PT Pema Daya Samudera, sedang dalam proses mengajukan izin wilayah usaha ketenagalistrikan supaya KEK Arun menjadi wilayah kerja anak perusahaan.

Untuk pembangunan pembangkit EBT di KEK Arun, PT PDS membutuhkan investasi 65 juta dollar Amerika Serikat. Angka sebesar itu akan menampung lebih dari 100 tenaga kerja, serta diproyeksikan akan menghasilkan keuntungan Rp96 miliar per tahun.

Apresiasi dari Ikatekto USK

Ketua Ikatan Alumni Teknik Elektro dan Komputer (Ikatekto) Universitas Syiah Kuala Misbah, S.T, M.Eng, yang ikut hadir pada seminar tersebut mengatakan peran serta sektor kelistrikan di Aceh telah dapat dirasakan dengan sangat nyata. Prestasi PLN mampu memproduksi total daya mampu pasok listrik sekitar lebih 800 MegaWatt (MW) yang berasal dari sejumlah unit pembangkit kecil dan besar yang sudah beroperasi di wilayah Aceh,merupakan anugerah bagi Aceh.

Apalagi nantinya tatkala pembangkit EBT menjadi primadona baru di sektor energi. Kolaborasi pembangkit berbasis fosil dan EBT, akan semakin membuka jalan besar bagi Aceh sebagai salah satu daerah potensial untuk investasi.

Oleh karena itu, dia mendorong Pemerintah Aceh lebih giat menggenjot minat investasi ke Serambi Mekkah, demi memanfaatkan Aceh surplus listrik, serta menyongsong kehadiran lebih nyata energi baru dan terbarukan di Aceh.

“PLN telah bekerja dengan baik di Aceh. Capaian kinerja mereka sangat menggembirakan. Pemerintah Aceh harus menyambut ini dengan kerja lebih keras, supaya Aceh semakin diminati oleh penanam modal. Tak ada alasan lagi Aceh kekurangan energi. PLN telah menyediakannya,” sebut Misbah.

Ia juga mengatakan PLN telah membangun dan akan terus membangun “jalan tol” untuk Aceh. Energi listrik merupakan pilar paling urgen dalam sebuah kerja besar mewujudkan pertumbuhan ekonomi. “Saya kira saat ini tidak ada alasan lagi bagi Pemerintah Aceh untuk beralibi. Aceh telah surplus energi listrik, itu yang pertama. Kedua, PLN dan IPP terus membangun sumber energi listrik yang berasal dari pembangkit EBT. Artinya masa depan energi Aceh sangat menjanjikan,” imbuhnya.

Artikel Sebelumnya5 Terdakwa Korupsi Monumen Samudra Pasai Divonis Bebas
Artikel SelanjutnyaWalhi: Kerusakan Hutan Penyebab Banjir di Aceh Tenggara
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here