Komparatif.ID, Bandung—Beras plastik tidak pernah bisa dikonsumsi. Karena beras tidak bisa dibuat dari plastik. Demikian disampaikan Wakil Ketua Halal Center Universitas Gadjah Mada (UGM) Nanung Danar Dono,S.Pt.,M.Sc.,Ph.D.
Disitat dari situs ugm.ac.id, Jumat (13/10/2023) Nanung Danar Dono mengatakan beras tak bisa dibuat dari plastik. Artinya beras plastik tidak mungkin diperjualbelikan oleh rumah makan.
Pernyataan Nanung disampaikan, untuk memberikan pencerahan, setelah beredarnya hoaks di Facebook tentang beras yang dibuat dari plastik dan dijual pada salah satu rumah makan.
Baca: Harga Beras, Diabetes, dan Buta Huruf
Dalam video itu seseorang mengepalkan nasi menjadi bulatan sebesar bola ping-pong. Sembari menunggu kepalan nasi usai, rekaman video berpindah, menyorot nama rumah makan yang tertera di kotak nasi. Si perempuan lalu melempar bola nasi dan memantul. Mereka pun ribut, menduga nasi itu terbuat dari beras plastik.
Beberapa pemberitaan lain pun ramai menyampaikan soal yang sama menyangkut beredarnya beras sintetis di tengah masyarakat. Berita-berita tersebut tentunya menimbulkan rasa khawatir dan meresahkan masyarakat. Lantas apa kata pakar soal ini?
Nanung menjelaskan plastik tidak bisa diubah menjadi beras atau bahan pangan lainnya. Karena mustahil dapat dikukus. Plastik tidak bisa mengembang bila dikukus, dan tidak akan pernah bisa menjadi makanan.
Polimer plastik hanya akan menjadi plastik panas bila ditanak. Bila terlalu panas, akan mengkerut dan lengket. Jadi tidak akan mengembang dan tidak akan pernah bisa dikonsumsi.
Bila kemudian ada video nasi yang dapat memantul saat dilempar, bukan karena dibuat dari plastik. Tapi karena nasi tersebut mengandung non-starch polysaccharides (NSP) atau karbohidrat non-patinya tinggi.
Terutama pada kandungan amilopektin dan amilosa. Contoh jenis beras yang memiliki kandungan amilopektin dan amilosa tinggi adalah beras ketan atau glutten rice atau stiky rice.
Nanung menjelaskan industri nasi palsu, telur palsu, ikan (tempura) palsu, kobis palsu, sayur palsu sesungguhnya memang ada di Jepang dan di China. Meski begitu produk-produk tersebut sebatas sebagai bahan displai menu masakan di depan restauran siap saji dan bukan untuk dikonsumsi. Di Jepang, China atau Thailand banyak ditemui restauran-restauran yang memajang menu masakannya dengan produk-produk semacam itu.”Itu contoh menu yang disediakan. Tidak pernah bisa dikonsumsi,” sebutnya.
Oleh karena itu dia menekankan tidak benar bila ada isu beras plastik dijual di rumah makan.